Evaluasi penggunaan metode aerated drilling pada sumur “d†lapangan “gâ€
D Dalam pengeboran sumur geotermal, seringkali dihadapkan pada masalah kehilangan sirkulasi yang disebabkan oleh struktur batuan di lapangan geotermal, yang umumnya terdiri dari batuan beku dengan rekahan signifikan. Fokus utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah injeksi air ber-aerasi dapat menurunkan densitas lumpur, mengidentifikasi seberapa besar jendela operasi yang dapat digunakan untuk penginjeksian, serta menentukan kombinasi optimal antara laju alir injeksi gas dan laju alir fluida agar stabil selama proses injeksi untuk mengatasi lost circulation. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menyusun profil densitas dan menetapkan jendela operasi, sehingga dapat menentukan recommended operating range. Pengeboran dengan metode aerated drilling melibatkan penggunaan lumpur pengeboran yang dicampur dengan gas bertekanan, yang mengakibatkan penurunan densitas fluida pengeboran aerasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi berdasarkan data yang diperoleh, untuk analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung profil densitas dengan metode Guo-Ghalambor. Selanjutnya jendela operasi disusun untuk mengetahui rekomendasi laju pemompaan lumpur dan laju penginjeksian udara yang diizinkan. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa fluida aerasi menurun dengan nilai ECD fluida aerasi sebesar 6,75 ppg hingga 5,54 ppg lebih tinggi dari EMW fluida aerasi yaitu sebesar 6,33 ppg hingga 4,90 ppg kemudian dibuat jendela operasinya dengan recommended operating range nilai BHCP minimum dan BHCP maksimum sebesar 1.452,65 psi sampai dengan 2.542,14 psi sehingga didapatkan kombinasi laju alir injeksi gas dan laju alir injeksi fluida adalah sebesar 1.000 scfm dan 200 gpm hingga 600 gpm.
I In geotermal well drilling, circulation lost problems are often encountered due to the rock structure in geotermal fields, which generally consist of igneous rocks with significant fractures. The main focus of this study is to determine whether the injection of aerated water can reduce the density of the drilling mud, identify the operational window that can be used for injection, and determine the optimal combination of gas injection rate and fluid flow rate to remain stable during the injection process to address circulation lost. Additionally, this research aims to establish the density profile and set the operational window to determine the recommended operating range. Aerated drilling involves the use of drilling mud mixed with pressurized gas, which results in a reduction in the density of the aerated drilling fluid. The study was conducted by performing both qualitative and quantitative analyses. Qualitative analysis was carried out by identifying the problems based on the data obtained, while quantitative analysis was conducted by calculating the density profile using the Guo-Ghalambor method. Subsequently, an operational window was developed to determine the recommended mud pumping rate and allowable air injection rate. Based on the data obtained, the density of the aerated fluid decreased, with the ECD (Equivalent Circulating Density) of the aerated fluid ranging from 6.75 ppg to 5.54 ppg, higher than the EMW (Equivalent Mud Weight) of the aerated fluid, which ranged from 6.33 ppg to 4.90 ppg. An operational window was then created, with the recommended operating range for minimum and maximum BHCP (Bottom Hole Circulating Pressure) values of 1,452.65 psi to 2,542.14 psi. This yielded an optimal combination of gas injection rate and fluid injection rate of 1,000 scfm and 200 gpm to 600 gpm, respectively.