Penggunaan urea dalam proses pembuatan kompos limbah padat pemukiman (Studi Kasus: Kota Mandiri Bumi Serpong Damai)
P Penelitian ini adalah untuk dapat mempercepat proses pembuatan kompos yang selama ini dilakukan di Bumi Serpong Damai, yang berkisar antara 45 -50 hari. Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui proses pembuatan kompos dengan menggunakan urea dan tanpa menggunakan urea manfaat penggunaan urea dan kaitannya dengan waktu proses pembuatan kompos.Proses pembuatan kompos tersebut menggunakan metode UDPK (Usaha Daur Ulang dan Produksi Kompos) yang dikembangkan oleh CPIS ( Center for Policy and Implementation Studies) pada tahun 1989/1990, yang kemudian diperkenalkan pada Bumi Serpong Damai (BSD) pada tahun 1991.Dalam metode UDPK, proses pembuatan kompos dilakukan secara biologis, dengan mengandalkan berbagai jasad renik yang terdapat dalam tumpukan sampah, Proses pembuatan kompos dengan pemanfaatan urea maupun tanpa urea adalah proses pembusukan secara aerobik, yang relatip tidak berbau dan lebih cepat. Pada prinsipnya, yang harus dilakukan adalah mengusahakan berlangsungnya kondisi ideal, agar jasad renik tersebut dapat hidup dan berkembang biyak secara optimum. Secara garis besar, metoda ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Pemilahan, Penumpukkan, Pemantauan Suhu, Pembalikan dan Penyiraman, Pematangan, Panen.Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa waktu proses pembuatan kompos dengan penggunaan urea lebih cepat 14 hari dari waktu proses pembuatan kompos tanpa menggunakan urea, yaitu 34-36 hari. Tingkat kematangan kompos ditunjukan dengan tekstur yang hampir mirip dengan tanah dan berwarna coklat kehitaman, tidak berbau, suhu telah kembali kepada suhu ruang, penyusutan berat hampir mencapai 50% dari berat awal dan ratio C/N antara 15:1 sampai 40:1.Hasil penelitian di lapangan menunjukkan kandungan umum (Kadar air, kadar abu, pH, C Organik, N Total C/N, p Total, Kalium, Ee, CEC) yang terdapat pada kompos dengan penggunaan urea, walupun ada beberapa parameter seperti: kadar air (45,52-50,66 persen), kadar abu (38,44 persen) pada kompos dengan penggunaan larutan urea 25 g/l, C Organik (10,21-13,78 persen), C/N (17,30-20,87 persen) yang kadarnya melebihi UDPK CPIS dan Kalium (0,44-0,48 persen), CEC (19,25-20,58 me/100g) pada kompos tanpa penggunaan urea.Apabila keseluruhan kompos dibandingkan dengan kadar parameter umum UDPK CPIS, hasil rata-ratanya banyak yang lebih rendah.Unsur hara yang terdapat pada kompos hasil penelitian, nilainya bervariasi ada yang melebihi dari standar UDPK CPIS (Besi), dan ada yang lebih kecil (Ca dan Mg).Tetapi, apabila dibandingkan dengan kompos tanpa penggunaaan urea kadar unsur haranya lebih besar.Sedangkan kandungan logam beratnya jauh dibawah standar yang ditetapkan oleh EPA(Enviromenta1 Protection Agency) dan UDPK CPIS, yaitu : Hg (< 0,1 pp ), Pb (16 ppm), Cd (<0,2 ppm),Dari analisa data didapat waktu yang efektif dan kualitas paling baik adalah kompos dengan memakai larutan urea 25 g/l.
T This research is to accelerate the compost-making process that has been carried out at Bumi Serpong Damai, which ranges from 45-50 days. Broadly speaking, the purpose of this study is to determine the process of making compost using urea and without using urea, the benefits of using urea and its relation to the composting process time.The compost-making process uses the UDPK (Recycling and Compost Production) method developed by CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) in 1989/1990, which was then introduced to Bumi Serpong Damai (BSD) in 1991.In the UDPK method, the composting process is carried out biologically, by relying on various microorganisms contained in the waste pile. The process of making compost using urea and without urea is an aerobic decomposition process, which is relatively odorless and faster. In principle, what must be done is to maintain ideal conditions, so that these microorganisms can live and reproduce optimally. Broadly speaking, this method consists of the following steps: sorting, stacking, temperature monitoring, turning and watering, ripening, harvesting.The results of research conducted in the field indicate that the time for composting using urea is 14 days faster than the time for composting without using urea, which is 34-36 days. The level of maturity of the compost is indicated by a texture that is almost similar to the soil and is blackish brown, odorless, the temperature has returned to room temperature, the shrinkage has almost reached 50% of the initial weight and the C / N ratio is between 15: 1 to 40: 1.The results of research in the field show the general content (moisture content, ash content, pH, Organic C, N Total C / N, Total p, Potassium, Ee, CEC) contained in compost with the use of urea, although there are several parameters such as: moisture content (45.52-50.66 percent), ash content (38.44 percent) in compost using 25 g / l urea solution, Organic C (10.21-13.78 percent), C / N (17.30 -20.87 percent) whose levels exceed UDPK CPIS and Potassium (0.44-0.48 percent), CEC (19.25-20.58 me / 100g) in compost without the use of urea.When the total compost is compared with the levels of the general UDPK CPIS parameter, the average results are much lower.The nutrient elements found in the compost from the research results vary, some of which exceed the UDPK CPIS (Iron) standard, and some are smaller (Ca and Mg). However, when compared to compost without the use of urea, the nutrient content is greater.While the heavy metal content is far below the standards set by the EPA (Enviromenta1 Protection Agency) and UDPK CPIS, namely: Hg (<0.1 pp), Pb (16 ppm), Cd (<0.2 ppm),From the data analysis, it was found that the effective time and the best quality was compost using 25 g / l urea solution.