DETAIL KOLEKSI

Usulan penerapan theory of constraint untuk meningkatkan kapasitas produksi pada proses pembuatan pipa baja astm a53 ukuran 4 inch di plant wtm & 16 PT. Bakrie Pipe Industries

1.0


Oleh : R. Ardano Pasha

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2013

Pembimbing 1 : Nora Azmi

Pembimbing 2 : Sumiharni B

Subyek : Time management;Production scheduling;Industrial management;Production process

Kata Kunci : theory of constraint, bottleneck, time buffer, fuzzy logic, bottleneck scheduling, makespan

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2013_TA_TI_06308003_1_Halaman-Judul.pdf 22
2. 2013_TA_TI_06308003_2_Bab1.pdf
3. 2013_TA_TI_06308003_3_Bab2.pdf
4. 2013_TA_TI_06308003_4_Bab3.pdf
5. 2013_TA_TI_06308003_5_Bab4.pdf
6. 2013_TA_TI_06308003_6_Bab5.pdf
7. 2013_TA_TI_06308003_7_Bab6.pdf
8. 2013_TA_TI_06308003_8_Bab7.pdf 2
9. 2013_TA_TI_06308003_9_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2013_TA_TI_06308003_10_Lampiran.pdf

P PT. Bakrie Pipe Industries (BPI) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan pipa baja. Salah satu tipe pipa yang diproduksi adalah pipa ASTM A53 ukuran 4 inchi. Pennasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah tidak terpenuhinya target produksi pipa ASTM A53 ukuran 4 inchi. Dari hasil evaluasi kapasitas produksi diketahui bahwa terdapat stasiun kerja yang mengalami bottleneck, yaitu stasiun kerja Hidrotest dengan persentase beban sebesar 134,65%. Identifikasi stasiun kerja bottleneck dilakukan secara lebih teliti menggunakan pendekatan logika fizzy. Pada identifikasi ini terdapat 3 indikator yang dijadikan acuan terhadap kondisi stasiun kerja, yaitu data utilization, throughput rate, dan utilization factor. Dari basil identifikasi diketahui bahwa stasiun kerja Hidrotest memiliki nilai z sebesar 4,21. Hal ini mengakibatkan stasiun kerja ini memiliki nilai keanggotaan untuk kategori normal sebesar 0,0000, untuk kategori critical sebesar 0,4830, dan untuk kategori bottleneck sebesar 0,5358. Dari basil ini dapat disimpulkan bahwa stasiun kerja Hidrotest adalah stasiun kerja yang menjadi bottleneck. Selanjutnya dibuat usulan perbaikan pada stasiun kerja Hidrotest dengan memberikan time buffer optimal berdasarkan pertimbangan profit. Time buffer yang dibutuhkan untuk mencapai target produksi adalah sebesar 166,31 menit dengan batasan time buffer optimal sebesar 249,29 menit. Setelah itu dilakukan pengurutan job pada staliun kerja Hidrotest dengan menggunakan algoritma bottleneck scheduling. Berdasarkan basil pengurutan job didapatkan basil bahwa job ke 1 hams dimulai pada menit ke 5,89 dan job ke 200 (job terakhir) hams selesai pada menit ke 621,43. Pada kondisi awal, sistem hanya mampu memproduksi sebanyak 152 batang pipa per hari, sedangkan pada kondisi usulan terjadi peningkatan dimana sistem dapat memproduksi sebanyak 211 batang pipa. Setelah itu dilakukan simulasi menggunakan software Promodel 6.0. Berdasarkan hasil simulasi, pada kondisi awal sistem hanya mampu memproduksi sebanyak 150 batang pipa per hari, sedangkan pada kondisi usulan sistem mampu memmproduksi sebanyak 209 batang pipa perhari. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa telah terjadi peningkatan kapasitas produksi pipa ASTM A53 ukuran 4 inchi dan target produksi sebanyak 200 batang per hari telah tercapai.

P PT. Bakrie Pipe Industries (BPI) is a company engaged in the manufacture of steel pipes. One type of pipe produced is a 4 inch ASTM A53 pipe. The problem faced by the company is the non-fulfillment of the production target of 4-inch ASTM A53 pipe production. From the results of production capacity evaluation, it is known that there are workstations with bottleneck, that is Hydrotest work station with the percentage of load equal to 134.65%. The identification of the bottleneck workstations is done more thoroughly using the fizzy logic approach. In this identification there are 3 indicators that become reference to work station condition, that is data utilization, throughput rate, and utilization factor. From identification result, it is known that Hidrotest work station has z value equal to 4,21. This resulted in the work station having a membership value for the normal category of 0.0000, for the critical category of 0.4830, and for the bottleneck category of 0,5358. From this result, it can be concluded that Hidrotest work station is a work station that becomes bottleneck. Subsequently made a suggestion of improvement on Hidrotest work station by providing optimal time buffer based on profit consideration. The time buffer required to reach the production target is 166.31 minutes with an optimized buffer time limit of 249.29 minutes. After that done sorting job on workstation Hidrotest by using bottleneck scheduling algorithm. Based on the results of the job sequencing results obtained basil that the job to 1 hams starting at minutes to 5.89 and job to 200 (last job) should be finished at 621.43 minutes. In the initial conditions, the system can only produce as many as 152 pipes per day, whereas in the proposed condition there is an increase where the system can produce as many as 211 pipes. After that done simulation using software Promodel 6.0. Based on the simulation result, in the initial condition the system can only produce as many as 150 pipes per day, meanwhile the proposed condition of the system is able to produce 209 pipes per day. From the results of this study showed that there has been an increase in production capacity of ASTM A53 tube size 4 inches and production target of 200 sticks per day has been achieved.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?