Kajian laboratorium karakteristik Semen Class G dengan campuran antara ampas tebu, serabut kelapa, kulit pohon pisang dan serbuk gergaji pada berbagai temperatur
C Cementing pada kegiatan well construction memiliki fungsi yang sangat vital dalam kegiatan pemboran sumur, baik itu sumur gas maupun sumur minyak. Kegiatan cementing itu sendiri bertujuan untuk merekatkan pipa – pipa dan mengisolasi zona produksi. Kualitas semens itu sendiri sangat penting karena akan sangat membantu kegiatan produksi terutama agar konstruksi sumur tersebut dapat bertahan lama. Oleh karena itu dilakukan pengujian di laboratorium mengenai komposisi semen yang dipakai.Pada penelitian ini semen yang digunakan adalah semen kelas G dengan LCM yang digunakan adalah LCM – LCM yang mudah di dapatkan dan ketersediaannya berlimpah seperti ampas tebu, serabut kelapa, kulit pohon pisang, dan serbuk gergaji. Metode penelitian yang dipakai adalah eksperiment, dengan tujuan mengetahui pengaruh sifat fisik seperti rheology, densitas, kadar air bebas, thickening time, dan kuat tekan terhadap campuran semen kelas G dengan LCM yaitu ampas tebu, serabut kelapa, kulit pohon pisang, dan serbuk gergaji dengan presentase LCM yang dipakai adalah 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, 3,5%, 4%, 4,5%, 5%, 5,5% dan 6% dengan suhu 95 ºF, 150 ºF, dan 200 ºF serta waktu perendaman selama 16 jam.Dari dari penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan penambahan LCM dapat menaikan nilai rheology, thickening time, dan kuat tekan pada masing – masing LCM, selain kenaikan terjadi juga penurunan pada nilai densitas dan kadar air bebas dari campuran semen kelas G dengan LCM – LCM yang digunakan. Kenaikan nilai rheology (PV dan YP) paling tinggi terjadi pada presentase 6% dari masing – masing LCM yaitu 105 Cp - 92 lbs/100ft², 105 Cp - 90 lbs/100ft², 90 Cp-110 lbs/100ft, dan 95 Cp-110 lbs/ft². Kenaikan nilai thickening time yang paling tinggi terjadi pada presentase 6% dengan suhu perendaman 200ºF yakni 65 menit/5mm, 60 menit/5mm, 66 menit/5mm dan 63 menit/5mm. Kemudian terjadi penurunan nilai densitas dari setiap penambahan masing – masing LCM dengan penurunan yang paling tinggi terjadi pada presentase 6% yakni 15,0 ppg, 15,2 ppg, 15,2 ppg dan 15,0 ppg. Terjadi penurunan nilai kadar air bebas dari setiap penambahan masing – masing LCM dengan nilai penurunan yang paling tinggi terjadi pada presentase 6% yakni 0,9 ml, 0,95 ml, 0,9 ml dan 1 ml. Berbeda dengankenaikan nilai kuat tekan yang terjadi hanya pada beberapa presentase saja yakni untuk ampas tebu, nilai kuat tekan paling tinggi terjadi pada presentase 1% sebesar 2838 psi, serabut kelapa pada presentase 1% sebesar 2926 psi, kulit pohon pisang pada presentaes 0,5% sebesar 3080 psi dan serbuk gergaji pada presentase 1% sebesar 2728 psi pada temperatur 200ºF, sehingga dapat diketahui bahwa semakin besar temperatur yang digunakan maka akan dapat mempercepat nilai thickening time dan dapat mempengaruhi nilai kuat tekan dari semen slurry serta dengan penambahan presentase LCM yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan nilai kuat tekan pada masing – masing LCM, hanya beberapa presentase LCM yang dapat menaikan nilai kuat tekannya. Dan dapat dilakukan spesifikasi berdasarkan nilai kuat tekan dan temperatur bahwa LCM – LCM termasuk jenis slurry type 1C, 3C dan 5C dengan nilai thickening time yang termasuk requirement pada semen kelas G.