Analisis perbandingan keberlanjutan Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya Dan Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana menurut perspektif ISO 26000
F Filsafat dapat membantu memberikan pendasaran etis demi mewujudkankeberlanjutan lingkungan alam dan penghargaan terhadap kemanusiaan dalampraktik manajemen dan bisnis. Dalam hal ini, sekolah-sekolah tinggi filsafat perluturut berperan memajukan filsafat terkait dengan tema keberlanjutan. Penelitianini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan sekolah-sekolah tinggi filsafatdengan mengambil objek Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan Sekolah TinggiFilsafat Widya Sasana. Penelitian didasarkan pada perspektif ISO 26000 danmenggunakan metode wawancara mendalam atas 62 responden. Variabelpenelitiannya adalah strategi mempertahankan inklusivitas, keunggulan bersaing(Sustainable Value Proposition), integrasi SDGs dan konsep tanggung jawabsosial di dalam kurikulum, tata kelola sesuai ISO 26000, serta keterkaitankurikulum dengan SDGs no. 4, 5, dan 16. Temuan-temuan menunjukkan bahwakedua institusi masih perlu menyesuaikan kurikulum dan tata kelola menurut perspektif ISO 26000.
P Philosophy can help giving an ethical foundation for promotingsustainability of nature and respect for humanity in management and businesspractices. In this case, schools of philosophy need to take a role in promotingphilosophy related to the theme of sustainability. This research aims to analyzethe sustainability of schools of philosophy by taking Sekolah Tinggi FilsafatDriyarkara and Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana as objects. The research isconducted according to the perspective of ISO 26000 and using in-depth interviewas the method for collecting data from 62 respondents. The variables of researchare the strategies of sustaining inclusivity, competitive advantage (SustainableValue Proposition), integration of SDGs and the concept of social responsibilitywithin curriculum, governance according ISO 26000, and the relation between curriculum and SDGs no. 4, 5, dan 16. Findings show that both institutions stillneed to adjust their curricula and governances according to ISO 26000.