Kajian teknis geometri peledakan untuk mendapatkan powder factor yang optimal pada tambang batugamping di PIT Kemuning terowongan PT. Holcim Indonesia Tbk, Plant Narogong, Jawa Barat
S Saat ini jumlah penggunaan bahan peledak di PT Holcim tidak mencapai target dikarenakan belum didapatkan geometri yang sesuai untuk menghasilkan powder factor sesuai dengan standar maksimal perusahaan yaitu sebesar 0,17 kg/ton. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap geometri peledakan serta ukuran fragmentasi yang dihasilkan dimana target perusahaan fragmentasi dengan ukuran diatas 100 cm tidak lebih dari 5% . Metode penelitian yang digunakan yaitu action research dengan data kuantitatif yaitu berupa spasi, burden, kedalaman lubang, stemming, jumlah bahan peledak, density batuan, digging time. Data tersebut dianalisa dengan menggunakan teori RL-Ash, CJ Konya, ICI-Explosives. Fragmentasi hasil peledakan dianalisa secara teoritis menggunakan Kuzz-Ram, secara visual menggunakan software split desktop, dan secara aktual menggunakan digging time. Hasil evaluasi geometri peledakan aktual mendapatkan nilai powder factor yang melibihi target maksimal yaitu sebesar 0,18 kg./ton dengan jumlah batuan ukuran diatas 100 cm sebesar 0,6% dan rata-rata digging time sebesar 15,84 detik dengan target 20 detik. Geometri peledakan hasil simulasi yang menghasilkan powder factor sebesar 0,13 kg/ton dengan menggunakan teori RL-Ash yaitu spasi 7 m, burden 3,8 m, stemming 3,5 m, subdrill 0,8 m, powder column = 7,3 m. Hasil fragmentasi berdasrkan geometri rancangan sebesar 1,3%, dan digging time rekomendasi dengan menggunakan regresi sebesar 19 detik
C Currently, the number of explosive use in PT Holcim does not reach the target due to the geometry that has not been found to produce powder factor in accordance with the company's maximum standard of 0.17 kg / ton. Therefore, an assessment of explosive geometry and the size of the resulting fragmentation where the target fragmentation company with size above 100 cm is not more than 5%. The research method used is action research with quantitative data that is in the form of spaces, burden, depth of hole, stemming, amount of explosive, density of rock, digging time, and time of circulation. The data were analyzed using RL-Ash, CJ Konya, ICI-Explosives. The blast fragmentation was analyzed theoretically using Kuzz-Ram, visually using desktop split software, and actually using digging time. The actual explosion geometry evaluation results get the value of powder factor that maximize the maximum target of 0.18 kg./ton with the number of rock size above 100 cm by 0.6% and the average digging time of 15.84 seconds with the target of 20 seconds. The simulated geometry resulted in a powder factor of 0.13 kg / ton using the RL-Ash theory of 7 m spacing, 3,8 m burden, 3,5 m stemming, 0.8 m subdrill, powder column = 7.3 m. The result of fragmentation based on the geometry of the design is 1.3%, and the recommendation digging time by using regression of 19 seconds