Pengaruh perlakuan permukaan dan panjang pasak terhadap kekuatan Ikat Pasak Fiber
P Pemasangan pasak diperlukan pada kehilangan struktur gigi yang luas. Pasak fiber memiliki struktur yang menyerupai jaringan keras dentin. Terlepasnya pasak dari dalam saluran akar merupakan kegagalan yang sering terjadi pada pasak fiber. Perlakuan permukaan pasak dan panjang pasak merupakan faktor yang mempengaruhi perlekatan pasak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan permukaan pasak fiber dan panjang pasak terhadap kekuatan ikat pasak fiber. Bahan dan Metode: Sebanyak 30 gigi premolar mandibula dipilih dan didekoronasi 15 mm dari koronal hingga apikal. Gigi dilakukan perawatan saluran akar, pengisian saluran akar dan preparasi pasak. Sampel dibagi secara acak menjadi enam kelompok (n=5). Kelompok I: Pasak 1/2 panjang saluran akar tanpa perlakuan (kontrol), Kelompok II: Pasak 2/3 panjang saluran akar tanpa perlakuan (kontrol), Kelompok III: Pasak 1/2 panjang saluran akar dengan perlakuan air abrasion, Kelompok IV: Pasak 2/3 panjang saluran akar dengan perlakuan air abrasion, Kelompok V: Pasak 1/2 panjang saluran akar dengan perlakuan Er,Cr:YSGG, Kelompok VI: Pasak 2/3 panjang saluran akar dengan perlakuan Er,Cr:YSGG. Semen resin self-adhesive digunakan untuk sementasi pasak. Uji pull out test dilakukan menggunakan universal testing machine dengan kecepatan 0,5 mm/menit hingga pasak terlepas dari dalam saluran akar. Data dianalisa dengan ANOVA dua jalan dan uji Tukey. Hasil: Kelompok perlakuan permukaan pasak dengan air abrasion menghasilkan kekuatan ikat pasak fiber lebih tinggi (p<0,05) dibandingkan kontrol dan laser Er:Cr:YSGG. Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan laser Er:Cr:YSGG, tidak ada perbedaan bermakna berdasarkan panjang pasak dan tidak ada interaksi bermakna antara perlakuan permukaan dan panjang pasak (p≥0,05).Kesimpulan: Perlakuan permukaan pasak dengan air abrasion menghasilkan kekuatan ikat lebih tinggi. Panjang pasak tidak meningkatkan kekuatan ikat.
p post insertion required for extensive tooth loss. Fiber posts have a structure that resembles the hard tissue of dentin. Post debonding from the root canal is a common failure of fiber posts. Post surface treatment and post length are factors that affect post bond strength. Objectives: This study aims to determine the effect of surface treatment on fiber post and post length on the bond strength of fiber post. Materials and Methods: A total of 30 mandibular premolars were selected and decoronated 15 mm from coronal to apical. The teeth were treated with root canals, obturated and post preparation. Samples were randomly divided into six groups (n=5). Group I: post 1/2 length of root canal without treatment (control), Group II: post of 2/3 length of root canal with no surface treatment (control), Group III: post of 1/2 length of root canal with air abrasion, Group IV: Post 2/3 length of root canal with air abrasion, Group V: Post 1/2 length of root canal with Er,Cr:YSGG, Group VI: Post 2/3 length of root canal with Er,Cr:YSGG. Self-adhesive resin cement is used for post cementation. The pull out test was carried out using a universal testing machine at a speed of 0.5 mm/min until the post was separated from the root canal. Data were analyzed by two-way ANOVA and Tukey's test. Results: The post surface treatment group with air abrasion had a high bond strength (p<0.05) compared to control and Er;Cr:YSGG laser. There was no significant differences between control and Er;Cr:YSGG laser, post length and no significant interaction between surface treatment and post length (p≥0.05). Conclusions: The surface treatment with air abrasion had a higher bond strength. Post length did not enchance bond strength.