Analisis perencanaan kelistrikan gardu traksi untuk pengoperasian moda raya terpadu / mass rapid transit (mrt) jakarta fase 2a lintas bundaran hi – kota
P Pembangunan dalam bidang transportasi sedang dengan cepat dengan tujuanmengatasi stagnasi pada Jakarta. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang adalahmoda transportasi berbasis rel sebagai galat satu solusi untuk mengatasi stagnasiini. MRT Jakarta sudah beroperasi pada fase 1 rute Lebak Bulus – Bundaran HIserta akan dilanjutkan pembangunan fase 2 untuk rute Bundaran HI – Kota sebagaidiharapkan perencanaan untuk memilih kapasitas gardu traksi yang diharapkan.Gardu traksi adalah gardu spesifik yang berfungsi untuk suplai listrik kereta MRTJakarta melalui jaringan listrik aliran atas (LAA). Untuk memilih kapasitas gardutraksi, dibutuhkan jarak suplai dari antar gardu serta daya output dan beban puncakdari kereta MRT Jakarta dan kemudian perlu diketahui nilai resistansi dari jaringanLAA. Dari hasil perhitungan, kapasitas daya gardu traksi yang diharapkan padagardu traksi Monas sebesar 3282,578 kW dan gardu traksi Kota sebesar 2987,0911kW. Selain itu rugi – rugi yang dihasilkan berasal dari penghantar listrik aliran atas(LAA) sebanyak 22,8706 W menggunakan nilai resistansi 2,1541 x 10−5 Ω/ð‘šdengan menggunakan feeder wire H325sq.mm X 3, messenger wire AL-T-barconductor 2456sq.mm, dan contact/trolley wire GT110sq.mm.
D Development in the transportation sector is being rapidly with the aim ofovercoming stagnation in Jakarta. Jakarta's Mass Rapid Transit (MRT), which is arail-based transportation mode, is one of the solutions to overcome this stagnation.MRT Jakarta is already operating in phase 1 of the Lebak Bulus – Bundaran HIroute and will continue with the construction of phase 2 for the Bundaran HI – Kotaroute as the planning is expected to select the expected capacity of the tractionsubstation. Traction substations are specific substations that function to supplyelectricity to the Jakarta MRT train through the overhead power network (LAA).To select the capacity of the traction substation, it takes the supply distance betweenthe substations as well as the output power and peak load of the Jakarta MRT trainand then it is necessary to know the resistance value of the LAA network. From thecalculation results, the expected power capacity of the traction substation at theMonas traction substation is 3282.578 kW and the Kota traction substation is2987.0911 kW. In addition, the resulting losses come from the overhead powerconductor (LAA) as much as 22.8706 W using a resistance value of 2.1541 x 10^(-5) /m using feeder wire H325sq.mm X 3, messenger wire AL -T-bar conductor2456sq.mm, and contact/trolley wire GT110sq.mm.