Street art sebagai media kampanye anti korupsi
P Peristiwa korupsi di Indonesia sudah berada pada tahap yang akut ,karena hampir menjadi topik berita sehari-Âhari di media cetak. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah respon pasrah yang ditunjukkan oleh masyarakat yang menimbulkan kesan bahwa peristiwa korupsi adalah peristiwa biasa dan lumrah terjadi. Padahal kerugian yang ditimbulkan oleh peristiwa korupsi adalah kerugian yang menimpa masyarakat luas,dengan hilangnya berbagai hak,diantaranya hak kesejahteraan sebagai anak bangsa. Pelaku korupsi bisa muncul menjadi pahlawan'kini,'karena berlaku royal, dengan membangun rumah ibadah, santun dan sehingga sebagian masyarakat bersedia berkorban untuk 'membelanya.' Ketikatangan hukum mencoba mencekalnya, pelaku korupsi ini bahkan lebih galak, dan berani menyerang balik aparat hukum .Atau aparat hukum itu sendiri pun sudah terpengaruh oleh konspirasi perilaku berkorupsi. Pada sisi yang lain, ditengah-Ââ€tengah kesibukan kaum urban, muncullah berbagai ungkapan perlawanan yang ditorehkan religius, ditembok-Ââ€tembok, pilarjalan layang.Perlawanan ini merupakan refleksi dari tekanan sosial kota urban, atau merupakan ekspresi yang menjadi katalis dari persoalan urban sehari-Ââ€hari.Bukan tidak mungkin ekspresi ini akan bersinggungan dengan kebutuhan pembangunan kota yang tertib, sehingga melahirkan 'perang' tersendiri antara petugas kebersihan kota dan pegiatstreetart. Mungkin kah korupsi di Indonesia diberantas dengan di perangi? Jawabannya harus datang dari masyarakat luas yang hak-Ââ€hak kesejahteraannya dirampas. Bagaimana membangun keberpihakan anti korupsi didalam masyarakat? Kiranya perlu suatu medium yang dapat mengedukasi masyarakat agar mereka menjadi pahamakan konstelasi dari suatu peristiwa korupsi. Ditengah kebutuhan akan medium (media) yang mampu mengedukasi dan menginformasikan masyarakat pada hal-Ââ€hal terkait tindakan korupsi, rasanya perlu mempertimbangkan kegiatan streetart sebagai media yang efektif untuk digunakan dalam kampanye anti korupsi.