Perhitungan waktu penutup kembali dengan memperhatikan stabilitas transien
G Gangguan pada sistim penyaluran transmisi udara tidak dapat dihindari, gangguan tersebut bisa berupa gangguan permanen atau gangguan sementara, sehingga untuk mempertahankan pasokan listrik yang stabil diperlukan penutup kembali atau recloser, sehingga jika terjadi gangguan rele penutup kembali bekerja sesuai dengan waktunya. Jika gangguan berupa gangguan permanen penutup kembali bekerja untuk membuka pemutus tenaga kembali dan pemutus tenaga akan kembali lagi menjadi noiinal setelah saluran yang terganggu diperbaiki. Waktu yang tidak tepat pada penentuan waktu penutup kembali dapat mengakibatkan ketidakstabilan pada sistim sehingga diperlukan beberapa simulasi untuk mendapatkan waktu yang optimal. Dengan melihat stabilitas transien dari pembangkit yang terdapat pada sistim waktu penutup kembali dapat ditentukan dengan tepat. Metode ini telah disimulasikan pada sistim Sumbar-Riau yang memiliki enam pembangkit dan enambelas bus yang terdapat pada beban dan pembangkit.
D Disturbances in the air transmission distribution system cannot be avoided, they can be in the form of permanent disruptions or temporary interruptions, so that to maintain a stable electricity supply a back cover or recloser is needed, so that in case of a relay relay the back cover works in due course. If the disturbance is in the form of a permanent disturbance the back cover is working to re-open the power breaker and the power breaker will return to the terminal after the disturbed channel is repaired. Incorrect time at the time of re-closing can cause instability in the system so that some simulations are needed to get the optimal time. By looking at the transient stability of the plant contained in the system the time of reseal can be determined precisely. This method has been simulated in the West Sumatra-Riau system which has six power plants and sixteen buses contained in the load and generator.