Identifikasi permasalahan banjir di Kota Tangerang Selatan
K Kebijakan pemerintah Kota Tanggerang Selatan dalam mengarahkan pengembangan kedudukan Kota Tanggerang Selatan sebagai daerah hinterland kota DKI Jakarta menyebabkan pesatnya pertumbuhan kawasan terbangun. Bukti– bukti empiris menunjukkan bahwa Kota Tanggerang Selatan mengalami gejala pergeseran fungsi dari fungsi perdesaan menuju fungsi perkotaan. Berdasarkan hal tersebut, Ditinjau dari aspek lingkungan dampak yang akan terjadi akibat perubahan penggunaan lahan yaitu perubahan sistem aliran yang berhubungan dengan sistem drainase kota seperti perubahan koefisen sistem infiltrasi kota dan koefisien limpasan terhadap lahan dari air hujan. Sebagai akibat dari perubahan sistem aliran tersebut maka debit limpasan akan berubah, aliran di sebelah hilir tidak lancar , arah aliran mengalami pembelokan yang tajam dapat menyebabkan terjadinya genangan air dan banjir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan banjir di Kota Tanggerang Selatan melalui tahapan evaluasi kapasitas daya tampung debit larian air permukaan dengan evaluasi kepadatan kawasan terbangun kondisi eksisting di Kota Tanggerang Selatan. Serangkaian analisis dilakukan dalam upaya untuk mengetahui sejauh mana Sistem drainase mampu mengatur jalannya aliran air menuju daerah hilir dengan lancar tanpa hambatan serta sanggup menjadi pengendali banjir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab banjir dan genangan di Kota Tanggerang Selatan di sebabkan banjir kiriman di samping ada beberapa drainase utama dengan kapasitas daya tampung yang kecil dan tidak sesuai dengan air larian permukaan maka terjadi luapan sungai atau kali. Maka upaya yang dilakukan untuk menanggulangi banjir di kota tanggerang selatan dapat melalui peningkatan program Penghijauan Kota Tanggerang Selatan terutama di sepanjang sempadan drainase kota tanggerang selatan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan dan mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan keberadaan fungsi resapan melalui ruang terbuka hijau.Kata – Kata Kunci : Banjir, Drainase, Evaluasi, Ruang Terbuka Hijau.
S South Tangerang city government policies in directing the development of South Tangerang city status as a hinterland area of Jakarta city caused the rapid growth of the region woke up. Empirical evidence shows that the City of South Tangerang symptoms rural shift from function to function urban functions. Based on that, Viewed from the aspect of environmental impacts will occur due to changes in land use is changing the flow system associated with the city drainage system, such as changes in the coefficient of infiltration systems and runoff coefficient of rain water to land. As a result of changes in the flow system so runoff will change, the flow in the lower stream is not current, the direction of flow experienced a sharp deflection can cause standing water and flooding. The purpose of this study was to identify the problems of floods in South Tangerang city through the stages of evaluation capacities larian discharge of surface water with the evaluation of existing conditions woke density areas in the City of South Tangerang. A series of analysis conducted in an effort to determine the extent to which the drainage system is able to regulate the water flow path toward the downstream with the current without resistance and can be flood control. Results from this study indicate that the causes of flooding in South Tangerang city in shipment caused flooding in addition there are several major drainage with small capacities and not in accordance with the surface larian water overflowing the river or time occurs. So the efforts to tackle flooding in the southern city of Tangerang be through increasing South Tangerang city greening program, especially along the southern border of Tangerang city drainage is needed to optimize and control of land use while maintaining the presence of infiltration function through open spaces.