Sitotoksisitas ekstrak etanol daun syzygium aromaticum dan daun clinacanthus nutans terhadap lini sel hsc-3
L Latar belakang: Kanker mulut merupakan keganasan yang terus meningkat di seluruh dunia. Tanaman Syzygium aromaticum atau cengkeh merupakan tanaman yang berasal dari Indonesia dan diminati oleh peneliti sebagai agen antikanker. Selain itu, Clinacanthus nutans merupakan tanaman yang populer digunakan masyarakat negara tropis sebagai herba tradisional dan dikenal juga sebagai tanaman antikanker. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kedua tanaman ini memiliki sifat antikanker melalui aktivitas sitotoksisitas dan penghentian proliferasi dan migrasi berbagai sel kanker. Tujuan: Untuk mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak etanol daun S. aromaticum, daun C. nutans dan kombinasi dari keduanya. Metode: Lini sel HSC-3 diberikan perlakuan dengan ekstrak etanol daun S. aromaticum, daun C. nutans dan kombinasi dari keduanya dengan masing-masing konsentrasi 10 μg/mL, 25 μg/mL, 50 μg/mL dan 100 μg/mL selama 24 jam menggunakan metode MTT. Hasil: Terdapat efek sitotoksisitas dari ekstrak etanol daun S. aromaticum, daun C. nutans dan kombinasi dari keduanya dimana ekstrak etanol daun S. aromaticum konsentrasi 50 μg/mL memiliki efektivitas paling tinggi di antara konsentrasi ekstrak lainnya dalam membunuh lini sel HSC-3 dengan viabilitas sel 10,07%. Hasil analisis data Post-Hoc Tukey menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara semua konsentrasi ekstrak etanol daun S. aromaticum, daun C. nutans dan kombinasi terhadap kontrol positif. Kesimpulan: Terdapat efek sitotoksisitas dari ekstrak daun S. aromaticum, daun C. nutans dan kombinasi dari kedua daun terhadap lini sel HSC-3.
B Background: The incidence of oral cancer is rising around the world. Researchers are interested in the Indonesian plant, known as Syzygium aromaticum or clove, because of its anticancer properties. In addition, Clinacanthus nutans is a plant that is also well-known for its anticancer properties and is widely used as a traditional herb by people in tropical nations. Previous research has demonstrated that these two plants have anticancer properties by having cytotoxic activity and by preventing the inhibition and migration of different cancer cells. Objective: To evaluate the cytotoxic potential of an ethanol extract from the leaves of S. aromaticum, C. nutans, and a mixture of both leaves. Method: The HSC-3 cell line was treated with ethanol extract of S. aromaticum leaves, C. nutans leaves, and a combination of both leaves at various concentrations, including 10 μg/mL, 25 μg/mL, 50 μg/mL, and 100 μg/mL, for 24 hours using the MTT method. Result: The ethanol extract of S. aromaticum leaves, C. nutans leaves, and a combination of both leaves had a cytotoxic effect on the HSC-3 cell line, with the ethanol extract of S. aromaticum leaves at 50 μg/mL having the highest effectiveness amongst all of the extract concentrations. Post-Hoc Tukey data results showed that all concentrations of S. aromaticum leaves, C. nutans leaves, and combinations of both leaves did not differ significantly to positive control. Conclusions: There is a cytotoxic effect of S. aromaticum leaves, C. nutans leaves, and a combination of both leaf extracts on the HSC-3 cell line.