Studi persepsi pengguna terhadap fungsi Kebun Binatang sebagai dasar perancangan lanskap Kebun Binatang Surabaya
K Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang memiliki ketinggian 7 mdpl dengan luas 15 hektar, merupakan salah satu kebun binatang tertua di Asia. Kini KBS dikelola oleh PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) dengan tujuan yang baik dan benar sehingga dapat mewujudkannya sebagai lembaga konservasi, edukasi dan taman rekreasi yang sesuai dengan etika dan kesejahteraan tanaman dan satwa serta sarana rekreasi yang sehat untuk masyarakat. Namun pada kenyataannya persepsi pengguna pada masa kini hanya lebih menganggap fungsi kebun binatang sebagai tempat rekreasi saja, mengabaikan fungsi utamanya yang mana merupakan lembaga konservasi ex situ bagi satwa. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu meneliti persepsi pengguna terhadap fungsi kebun binatang yang bersifat kualitatif dan memetakan kecenderungan perilaku pengguna. Hal ini untuk mengetahui panduan rancangan lansekap kebun binatang berdasarkan persepsi pengunjung terhadap fungsi kebun binatang, dimana pengetahuan, pengalaman, dan kebutuhan pengunjung akan dijadikan dasar pengukuran keefektifan exhibit. Dengan mengangkat tema “Optimalisasi Fungsi Kebun Binatang†yang bermaksud agar rancangan Kebun Binatang Surabaya secara keseluruhan nantinya akan berusaha mewujudkan ketiga fungsi kebun binatang (konservasi, rekreasi, dan edukasi) menjadi lebih baik dan efektif. Dengan demikian diharapkan pesan konservasi dapat tersampaikan, pengunjung yang datang keKBS pun juga mendapatkan pengetahuan baru dan bisa bersenang-senang dengan teman ataupun keluarga. Untuk peraturan dan pengetahuan mengenai fungsi kebun binatang itu sendiri mengacu pada MUNAS PKBSI dan Indonesia Zoo and Aquarium Association (IZAA). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan stratified random sampling menggunakan kuisioner tertutup berskala Likert (1-5) dengan pengambilan data primer dan sekunder. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa menurut para responden, KBS dinilai kurang menunjukan fungsi konservasinya dan masih membutuhkan beberapa pengembangan sarana dan prasarana untuk lebih menunjukan fungsi konservasinya serta memenuhi kebutuhan pengunjung sehingga dapat memberikan pengalaman yang berbeda.
S Surabaya Zoo (KBS), which has a height of 7 meters above sea level with an area of 15 hectares, is one of the oldest zoos in Asia. Now KBS is managed by Local Government. Surabaya Zoo Animal Park (KBS PDTS) with good and right goals so that it can realize it as a conservation, education and recreation park in accordance with the ethics and welfare of plants and animals as well as healthy recreational facilities for the community. But in reality the perception of users today only considers the function of the zoo as a recreation area, ignoring its main function which is an ex situ conservation institution for animals. Therefore, the purpose of this study is to examine the user's perception of the function of zoos that are qualitative and map the tendency of user behavior. This is to determine the zoo landscape design guidelines based on visitor perceptions of the zoo function, where the knowledge, experience, and needs of visitors will be used as a basis for measuring the effectiveness of the exhibit. With the theme "Optimizing the Function of the Zoo" which intends that the overall Surabaya Zoo design will try to realize the three main functions of the zoo (conservation, recreation, and education) to be better and more effective. Thus, it is hoped that conservation messages can be conveyed, visitors who come to the KBS also can get new knowledge and can having fun with friends or family. For regulations and knowledge about the function of the zoo itself, it refers to MUNAS PKBSI and the Indonesia Zoo and Aquarium Association (IZAA). This study uses a qualitative method with stratified random sampling using a closed Likert scale questionnaire (1-5) with primary and secondary data collection. From the results of this study it is known that according to the respondents, KBS is considered to show less conservation function and still need some development of facilities and infrastructure to better show its conservation function and meet the needs of visitors so that it can provide a different experience