Hubungan kontrol glikemik dengan konversi sputum BTA pasien diabetes melitus dengan tuberkulosis
P Penderita diabetes melitus (DM) memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi menderita tuberkulosis (TB) dibandingkan dengan orang tanpa DM. Gangguan imunologi pada DM dapat meningkatkan risiko kegagalan terapi dan penundaan konversi sputum. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konversi sputum adalah kontrol glikemik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kontrol glikemik dengan konversi sputum BTA pada pasien DM dengan TB. Penelitian observasional analitik dengan desain studi potong lintang (crosssectional) menggunakan rekam medis 100 orang pasien yang telah terdiagnosis DMdan TB kasus baru yang telah menjalani pengobatan TB fase intensif selama dua bulan di Rumah Sakit Bhayangkara R. Said Sukanto. Variabel yang dikumpulkan dan yang akan diteliti dari rekam medis adalah hasil tes darah GDS, persentase penurunan GDS dan HbA1C serta hasil sputum BTA mikroskopik. Analisis data menggunakan uji Fisher dan diolah dengan program SPSS V25.0 for windows dengan tingkat kemaknaan yang digunakan 0,005. Hasil analisis antara kontrol glikemik dengan konversi sputum BTA dengan menggunakan GDS didapatkan nilai p = 0.000, persentase penurunan GDS nilai p =0.000 dan menggunakan HbA1C didapatkan nilai p = 0.000 yang menunjukan terdapat hubungan yang bermakna (p < 0.05) berdasarkan uji Fisher, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kontrol glikemik menggunakan GDS, persentase penurunan GDS, dan HbA1C dengan konversisputum BTA. Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara kontrol glikemik dengan konversi sputum BTA pada pasien DM dengan TB.
P People with diabetes melitus (DM) has 2-3 times higher risk to have tuberculosis(TB) compared to people without DM. Immuno compromised due to DM increases the risk of therapeutic failure and delayed sputum conversion. One of the factors that affected sputum conversion is gylcemic control. This research was conducted to determine the relationship between glycemic control and AFB sputum smear conversion in patients with DM and TB. Analytic observational study designed as cross-sectional was conducted, involved 100 samples of patients that have been diagnosed with DM and new cases of pulmonary TB who has undergone the intensive phase treatment of tuberculosis for two months at Bhayangkara R. Said Sukanto’s Hospital. Data were collected from medical records of random blood glucose test, percentage of random blood glucosedecrement, and HbA1C also the microscopy AFB sputum smear. The data wereanalyzed using Fisher test and processed with SPSS V25.0 software for windows with significance level 0.05. The analysis result between glycemic control and AFB sputum smear conversion based on Fisher test using random blood glucose value of p = 0.000, percentage of random blood glucose decrement value of p = 0.000 and using HbA1C value of p =0.000 indicated significanct relationship (p < 0.05) so it can be concluded there is asignificant correlation between glycemic control using random blood glucose,percentage of random blood glucose decrement and HbA1C with AFB sputumsmear conversion. There is a significant relationship between glycemic control with AFB sputumsmear conversion in patients with DM and TB.