Hubungan stres dengan timbulnya efek samping pasca vaksinasi COVID-19
D Dismenore adalah terjadinya nyeri saat menstruasi dengan adanya rasa kram yang berat pada bagian perut bawah yang dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup perempuan. Prevalensi angka kejadian dismenore di Indonesia sendiri adalah sebesar 64,25% dan pada remaja di Indonesia, angka kejadian dismenore primer adalah adalah sekitar 54,89%. Konsumsi air putih merupakan salah satu cara penanganan dismenore secara non-farmakologis dengan berperan dalam membantu menurunkan ketegangan uterus, merelaksasikan otot dan memperlancar peredaran darah. Penelitian ini mencari hubungan antara konsumsi air putih terhadap intensitas dismenore pada remaja yang berumur 10-19 tahun agar dapat membantu para remaja putri dalam menanggulangi dismenore dengan cara yang mudah dan sederhana.METODEPenelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi potong lintang pada remaja putri di SMK Walisongo Jakarta. Formulir diisi oleh responden secara mandiri yang terdiri dari 3-day-food recall dan formulir skala dismenore menggunakan Universal Pain Assessment. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS dengan uji statistik chi-square dan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.HASILSebanyak 64% responden masih kurang dalam mengonsumsi air putih sehari-hari dan terdapat sebanyak 51% responden mengalami dismenore dengan intensitas nyeri ringan dan 40% mengalami nyeri sedang. Hasil analisis menggunakan uji statistic chi-square menyatakan terdapat hubungan antara kecukupan jumlah air putih yang dikonsumsi dengan intensitas dismenore yang dialami oleh para remaja putri (p = <0,001).KESIMPULANPenelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi air putih dengan intensitas dismenore pada remaja. Remaja putri harus memperhatikan kecukupan asupan air sebagai upaya dalam menanggulangi rasa nyeri selama menstruasi.
D Dysmenorrhea is the occurrence of pain during menstruation with severe cramping in the lower abdomen which can have adverse impact on women’s daily activity and eventually their quality of life. The prevalence of dysmenorrhea in Indonesia is 64,25% and among the adolescents in Indonesia, the incidence of primary dysmenorrhea is around 54,89%. Water intake is one the non-pharmacological ways to overcome dysmenorrhea by playing a role in helping to reduce uterine tension, relaxing uterine muscles and improving blood circulation. This study tries to find the association between water intake and the intensity of dysmenorrhea experienced by adolescents aged 10-19 years old in order to help young women to overcome dysmenorrhea in an easy and simple manner.METHODSThis study is an observational analytic research with cross-sectional design involving young girls at SMK Walisongo Jakarta. The form was filled out by respondents independently consisting of a 3-day-food recall form and a dysmenorrhea scale form using the Universal Pain Assessment tool. Data analysis was performed using SPSS with chi-square statistical test and a significance level of 0,05.RESULTSAs many as 64% of respondents still had low water intake in their everyday lives. There are also 51% of respondents experiencing dysmenorrhea with mild pain intensity and another 40% experiencing moderate pain. The results of the data analysis using the chi-square statistical test stated that there is an association between the adequacy of the amount of water intake and the intensity of dysmenorrhea experienced by female adolescents (p = <0,001).CONCLUSIONSThis study shows that there is a significant relationship between water intake and the intensity of dysmenorrhea in adolescents. Adolescent girls should be aware of the adequacy of their water intake as an effort to overcome the pain they are experiencing during menstruation.