L Latar Belakang Meningkatnya prevalensi gout di seluruh dunia menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak dalam upaya perbaikan untuk mendeteksi lebih awal pada seseorang dengan hiperurisemia. Sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya Gout atau dapat mendeteksi penderita lebih awal sebelum muncul manifestasi klinis yang lebih berat. Selain asupan tinggi purin, Peningkatan berat badan dan bertambahnya usia merupakan faktor resiko umum meningkatnya kadar asam urat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kadar asam urat darah pada lansia.Metode Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 58 lansia panti Werdha Wisma Mulia Jl. Hadiah No. 14-16 RT.05/03 Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, stature meter, timbangan berat badan untuk menentukan status gizi dan Nesco multicheck untuk mengukur kadar asam urat. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square.Hasil Dari 58 responden lansia diperoleh hasil bahwa pada 9 orang dengan status gizi kurus memiliki kadar asam urat yang normal. Sedangkan pada 34 orang yang memiliki status gizi normal sebanyak 20 orang memiliki kadar asam urat normal dan 14 orang sisanya memiliki kadar asam urat tinggi. Sedangkan pada 15 responden dengan status gizi gemuk yang memiliki kadar asam urat normal adalah sebanyak 4 orang dan 11 orang sisanya memiliki kadar asam urat tinggi. Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,002.Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kadar asam urat darah pada lansia. Sehingga individu dan pemerintah lebih memperhatikan kesehatan mereka dengan dilakukan pencegahan lebih dini yaitu dengan skrining pemeriksaan kadar asam urat darah ke lansia yang berpotensi menimbulkan peningkatan kadar asam urat pada orang tua dengan gizi berlebih.