Hubungan tingkat stres dengan akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
A Akne vulgaris atau biasa disebut sebagai jerawat adalah kelainan kulit yang biasa terjadi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti produksi sebum yangberlebihan, hiperkeratinisasi pada saluran pilosebasea, infeksi Propionibacteriumacnes, dan inflamasi. Selain itu, timbulnya akne ini juga sering dikaitkan dengan faktor psikologis seperti stres. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa stres sangat berperan terhadap munculnya akne. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan tingkat stres terhadap kejadian akne vulgaris. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan sampel 224 mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi (terdaftar sebagai mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti) dan eksklusi. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.0 dan tingkat kemaknaan yangdigunakan, yakni nila p < 0,05. Hasil penelitian didapatkan dua variabel yang menunjukkan hubungan yangsignifikan, yaitu pada variabel tingkat stres (p=0,008) dan kebersihan wajah(p=0,035), sedangkan variabel lain, seperti riwayat akne keluarga (p=0,150),makanan, seperti susu (p=0,715), es krim (p=0,464), kentang (p=0,866), roti tawar (p=0,861), cornflakes (p=0,380), gorengan (p=0,42), kacang (p=0,156) dan variabel menstruasi (p=1,000) tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Hubungan tingkat stres dengan akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Adelita Yuli Hapsari xvii. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan tidak ditemukan hubungan yang bermakna antaratingkat stres dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
A Acne vulgaris or commonly referred to as acne is a common skin disorder. There are several influencing factors such as excessive sebum production, hyperkeratinization in pilosebasea channels, Propionibacteriumacnes infection, and inflammation. In addition, the onset of acne is also often associated with psychological factors such as stress. Previous research shows that stress plays a major role in the emergence of acne. The purpose of this study was to determine the correlation between stress levels and the incidence of acne vulgaris. This study was an observational study with a cross sectional design with a sample of 224 students of the Faculty of Medicine of Trisakti University in Jakarta who met the inclusion criteria (registered as students of the Trisakti University Faculty of Medicine) and exclusion. The data collected is primary data by filling out a questionnaire. Data analysis was performed using SPSS for Windows version 17.0 and the level of significance used, namely value p <0.05. The results showed two variables that showed a significant relationship, namely the variable stress level (p = 0.008) and facial hygiene (p = 0.035), while other variables, such as family acne history (p = 0,150), food, such as milk (p = 0.715), ice cream (p = 0.464), potatoes (p = 0.866), white bread (p = 0.861), cornflakes (p = 0.380), fried foods (p = 0.42), beans (p = 0.156) and variables menstruation (p = 1,000) does not show a meaningful relationship. The relationship of stress levels with acne vulgaris in students of the Faculty of Medicine, Adisita Trisakti University Yuli Hapsari xvii. Conclusion This study showed no significant association between stress levels and the incidence of acne vulgaris in Trisakti University students of the Faculty of Medicine.