Makna ragam hias pada rumah adat Daerah Mandailing Tapanuli Selatan
S Studi ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan komprehensif tentang kebudayaan Mandailing khususnya tentang kehidupan berkesenian, berkarya dan rekahias. Penelitian menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan masyarakat Mandailing beserta pendirian-pendiriannya dan merupakan pembantu utama dari metode observasi. Kegiatan analasis data meliputi reduksi data, display data, mengambil kesimpulan dan verifikasi. Yang menjadi objek observasi adalah ragam hias (ornamen) yang terdapat pada rumah adat dan artefak yang dikunjungi adalah daerah Madina antara lain desa Singengu, Hutanagodang dan Hutagodang. Diperoleh hasil dan dapat disimpulkan bahwa Kebudayaan fisik arsitektur atau seni bina adalah bagian yang penting dari kebudayaan fisik masyarakat Mandailing, terutama arsitektur atau seni bina bangunan adata. Rumah adat bukan hanya penting bagi masyarakat Mandailing dari segi penggunaan praktisnya saja, tetapi juga dari keberadaannya sebagai lambang status untuk menunjukan kehormatan, kemuliaan dan kebesaran kelompok masyarakat atau komunitas di tempat kedua bangunan itu berada. Artinya jika di satu tempat terdapat bangunan Bagus Godang dan Sopo Godang, itu menandakan bahwa tempat tersebut merupakan pusat pemerintahan Huta atau Banua, yang sekaligus berarti bahwa di tempat tersebut telah diakui berdirinya satu kerajaan dengan pemerintahan yang otonom. Aspek arsitektur tradisional Mandailing juga digunakan untuk menunjukan atau melambangkan status sosial warga masyarakat.