DETAIL KOLEKSI

Fitoekstraksi logam berat tembaga (Cu2+) menggunakan tanaman bunga matahari (helianthus annuus)

2.5


Oleh : Golda Mahardika

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2017

Pembimbing 1 : Melati Ferianita Fachrul

Pembimbing 2 : Astri Rinanti

Subyek : Metals - Environmental asepct - Helianthus annus;Phytoextraction - Heavy metals

Kata Kunci : bioconcentration factor, helianthus annuus, hyperacummulator, phytoextraction

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2017_TA_TL_08213019_Halaman-judul.pdf 16
2. 2017_TA_TL_08213019_Bab-1.pdf 1
3. 2017_TA_TL_08213019_Bab-2.pdf
4. 2017_TA_TL_08213019_Bab-3.pdf
5. 2017_TA_TL_08213019_Bab-4.pdf
6. 2017_TA_TL_08213019_Bab-5.pdf
7. 2017_TA_TL_08213019_Daftar-pustaka.pdf
8. 2017_TA_TL_08213019_Lampiran.pdf

P Penelitian fitoekstraksi skala mikrokosmos ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas Helianthus annuus sebagai tumbuhan yang bersifat hiperakumulator logam berat tembaga (Cu2+) yang terpapar dalam tanah. Fitoekstraksi merupakan salah satu fenomena dalam fitoremediasi logam berat. Sumber pencemaran tembaga dalam tanah dapat berasal dar ilimbah kegiatan–kegiatan antropogenik, terlebih apabila kegiatan tersebut melibatkan logam tembaga (Cu2+) di dalam proses kegiatannya. Contoh kegiatan yang melibatkan logam ini seperti pertambangan, peleburan logam, dan pelapisan logam. Pada penelitian ini digunakan pencemaran artifisial yang mengandung tembaga (Cu2+) 60 ppm, 120 ppm, dan180 ppm dipaparkan kedalam tanah steril. H. annuus berusia 8 minggu masing-masing ditumbuhkan dalam tanah yang mengandung Cu2+tersebut, dengan variasi waktu penyerapan 3minggu, 6minggu, dan 9 minggu. Analisis konsentrasi Cu2+pada tanah dan pada H. annus (akar, batang, daun) dilakukan dengan metode Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Penyisihan Cu2+ tertinggi sebesar 85.56%, efektivitas akumulasi logam/ faktor biokonsentrasi (BCF) tertinggi sebesar 0,99 terjadi pada akar tumbuhan dengan waktu pemaparan 9 minggu danfaktortranslokasi (TF) tertinggisebesar 0,71. Penyisihan tertinggi yang terjadi pada akar ini lima kali lipat lebih baik dari pada penyerapan yang dilakukan oleh batang dan daunH. annuus. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaanH. annuus untuk fitoekstraksi logam berat Cu2+ pada tanah tercemar dapat menjadi alternatif penyerapan logam berat Cu2+berkonsentrasi rendah yang umumnya sangat sulit bila dilakukan penyerapan secara fisik kimia.

T This microcosm scale of phytoextraction research was conducted to determine the effectiveness of Helianthus annuus as a hyperacummulator plant of heavy metal copper (Cu2+) exposed in the soil. Phytoextraction is one of the phenomena in heavy metal phytoremediation. The source of copper contamination in the soil may be derived from anthropogenic waste activities, especially if the activity involves copper metal (Cu2+) in the process of its activity. Examples of activities involving these metals include mining, metal smelting, and metal coating. This study used artificial contaminants containing copper (Cu2+) 60, 120, 180 ppm exposed to sterile soil. H. annuus aged 8 weeks each grown in soil containing Cu2+, with variation of absorption time of 3, 6, and 9 weeks. Analysis of Cu2+ concentration on soil and on H. annus (root, stem, leaf) was done by Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS) method. The highest Cu2+ removal is 85.56%, the highest metal accumulation / bioconcentration (BCF) factor is 0.99 occurred at plant roots with 9 weeks of exposure time and the highest translocation factor (TF) is 0.71. The highest allowance that occurs at this root is five times better than the absorption made by stems and leaves of H. annuus. The results concluded that the use of H. annuus for phytoextraction on contaminated soil could be an alternative to the absorption of heavy metal Cu2+ with low concentration metals which is generally very difficult to do in physical-chemical absorption.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?