Studi perencanaan pencahayaan stasiiun kereta bawah tanah Blok M
D D.K.I Jakarta adalah kota metropolitan yang terus berkembang. Sebagai salah satu akibatnya banyak orang yang melakukan urbanisasi ke Jakarta untuk penghidupan yang lebih layak. Padatnya penduduk di Ibukota Jakarta menyebabkan terjadinya kemacetan di Jakarta. Sebagai jantung negara, Indonesia melakukan beberapa inovasi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas Jakarta, seperti transjakarta, monorail, dan stasiun bawah tanah. Namun, dalam pelaksanaannya baru transjakarta yang sudah terwujud. Perkembangan fasilitas transportasi ini seharusnya didukung dengan tingkat kenyamanan yang baik yang diberikan baik pihak pengelola, maupun pemerintah sehingga para pengguna jalan raya tertarik dan nyaman dalam menggunakan fasilitas tersebut. Begitu halnya dalam pembangunan stasiun bawah tanah, diharapkan pengguna dapat memperoleh kenyamanan. Seperti contohnya untuk pencahayaan yang dibutuhkan, sehingga dapat menunjang aktivitas pengguna dan petugas stasiun bawah tanah.Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman tersebut, salah satu caranya adalah dengan menyediakan pencahayaan yang ideal. Karena stasiun ini terletak di bawah tanah, maka penentuan kuat perencanaan pencahayaan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Selain kuat pencahayaan, jumlah titik lampu, lampu, dan luminer yang akan digunakan juga sangat penting untuk mencapai titik ideal yang akhirnya menimbulkan kesan aman dan nyaman bagi pengguna stasiun bawah tanah.Metode yang dilakukan dalam perencanaan pencahayaan stasiun kereta bawah tanah adalah metode pendekatan dengan basil yang harus realistis dari segi kenyamanan pandang mata. Dalam merencanakan pencahayaan stasiun kereta bawah tanah terdapat tujuh poin penting yang harus diperhatikan yaitu spesifikasi ruang, jenis luminen dan nilai lumen lampu, rendemen penerangan, kuat penerangan pada ruangan, peletakkan titik lampu, dan uniformiti.
D D.K.I Jakarta is a metropolitan city that continues evolving. As a result many people who do urbanization to Jakarta for a more viable livelihood. Dense population in the capital Jakarta in Jakarta, causing traffic jams. As the heart of the country, Indonesia made several innovations to address traffic congestion Jakarta, such as Transjakarta, monorail, and subway stations. However, the new implementation Transjakarta already materialized. The development of transportation facilities should be supported with a good level of comfort provided in either the manager or the government so that the users of the highway are interested and comfortable in using the facility. As soon as the construction of underground stations, users expect to gain comfort. As an example for lighting needed, so as to support the activities of users and workers underground stationTo create a sense of safety and comfort, one way is to provide ideal lighting. Because these stations are located in the basement, then the strong determination of planning the lighting becomes very important to be noted. In addition to strong lighting, the number of point lights, lamps and luminaries to be used is also very important to achieve ar ideal point which eventually led to the impression of safe and convenient for users of the subway station.The method is carried out in the planning of the subway station lighting is a method of approach with results that must be realistic in terms of eye comfort. In planning the lighting subway station, there are seven key points that must be considered is the specification of space, type of luminance, and value of lamp lumens, the yield of light, strong lighting in the room, laying the point of light, and uniformity.