Perbaikan proses produksi sikat ngt209 dengan pendekatan lean six sigma untuk mengurangi pemborosan dan biaya kualitas di PT. Nagata Indonesia Permai
b bidang plastik untuk perlengkapan alat rumah tangga. Perbaikan yang dilakukan oleh PT. Nagata Indonesia Permai merupakan upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan dengan menghasilkan produk yang berkualitas.Tujuan dari penelitian ini adalah mengurangi pemborosan dan biaya kualitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, permasalahan yang dihadapi PT. Nagata Indonesia Permai adalah tingginya persentase cacat produk Sikat NGT209, sebesar 5.65 % pada bulan Juni – Agustus 2012. Target persentase produk cacat dan pemborosan pada perusahaan diharapkan tidak melebihi 3%. Tingginya pemborosan tersebut menyebabkan biaya kualitas meningkat, sehingga perlu dicari solusi atas permasalahan ini. Pada penelitian ini dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma meliputi beberapa tahapan, yakni Define, Measure, Analyze, Improve dan Control serta menghitung biaya kualitas.Pada tahap Define, dilakukan pemilihan produk yang menjadi penanganan masalah,yakni Sikat NGT209. Dari hasil pengamatan tahap Measure pada kondisi awal, Process Cycle Efficiency mencapai 27.25% yang berarti masih berada dibawah standar minimum sebesar 30%. Kecepatan proses produksi Sikat NGT diperoleh sebesar 8.437 proses/jam, sedangkan pemborosan yang terjadi akibat kecacatan menghasilkan nilai Defect Per Million Opportunities (DPMO) 75104.167. Tingkat sigma perusahaan sebesar 2.94 dan biaya kualitas yang dikeluarkan cukup tinggi, yaitu Rp 44.518.872. Pada tahap Analyze dilakukan analisa dengan menggunakan diagram Ishikawa, diagram why/why dan diagram pareto dari segi Lean, Six Sigma dan biaya kualitas. Setelah dilakukannya analisa, diketahui bahwa permasalahan yang dominan terjadi pada proses pewarnaan dan diberikan usulan perbaikan pada tahap Improve. Usulan perbaikan yang diimplementasikan dari tanggal 9 sampai dengan 20 Januari 2013 adalah membuat Standard Operating Procedure, perbaikan kualitas dengan mengurangi cacat, penggabungan dan penghilangan proses produksi yang tidak efisien, menggunakan material handling trolley, menambah pekerja, melaksanakan pelatihan dan memberikan alat keamanan serta kenyamanan bagi pekerja.Pengukuran ulang dilakukan pada tahap Control setelah implementasi. Hasil Process Cycle Efficiency, yaitu peningkatan sebesar 30.09%, kecepatan proses produksi Sikat NGT209 mencapai 10.336 proses/jam. Penurunan pemborosan akibat kecacatan menghasilkan nilai Defect Per Million Opportunities (DPMO) sebesar 51785.71429. Peningkatan tingkat sigma perusahaan, yaitu 3.13 dan penurunan biaya kualitas yang dikeluarkan menjadi Rp 42.529.021.
P PT. Nagata Indonesia Permai was a manufacturing company where be active in the plastics sector for household supplies. The Improvement by PT. Nagata Indonesia Permai was an effort to fulfill customer satisfaction by providing quality products.The purpose of this research reduced waste and cost of quality. Based on the research, the problem of PT. Nagata Indonesia Permai was the high percentage of defective products NGT209‟s Brush, by 5.65% in June-August 2012. In the company, the target from percentage of product defects and waste in the company was not expected to exceed 3%. The highest of quality waste caused rising costs of production, so it is necessary to find a solution. In this research, problem solving applied Lean Six Sigma approach includes several stages, namely Define, Measure, Analyze, Improve, Control and Calculate the cost of quality. In the Define phase, the selection of products to be handling was Sikat NGT209. From the observations in Measure phase on it first conditions, Process Cycle Efficiency reached 27,25%, which means it is still under the minimum standards by 30%. The speed of Sikat NGT‟s production process was obtained by 8.436 process/hours, while the wasting due to the defects is resulting the Defect Per Million Opportunities‟ numbers by 75104.167. The company‟s sigma level was 2,94 and quality‟s price also was high enough by Rp 44.518.872. In the analyze phase, we‟re doing some analyze by using the Ishikawa‟s graph, why/why‟s graph, and Pareto graph from Lean Six Sigma‟s side and quality‟s price. It come the result that the dominan‟s problem was happening at coloring process, so due to it fact the improvement proposal Improve phase. The improvement proposal was going to be implemented on 9th till 20th of January 2013 is arranging the Standard Operating Procedure, quality‟s improvement by reducing the defects, adding some employees, and removal the unefficient production process by using material handling trolley, adding some employees, helding a training, and also provide security and safety for employees.Repeated of measurements performed on Control stage after implementation. The result of Process Cycle Efficiency was an increase of 30.09%, the speed of the production process NGT209‟s Brush reaches 10,336 / hour. The decrease of waste that caused defect generated Defect Per Million Opportunities (DPMO) value of 51785.71429. The increase of company sigma level, was 3.13 and the decrease of quality costs is become Rp 42,529,021.