DETAIL KOLEKSI

Pemberian ganti kerugian dalam pengadaan tanah untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di kabupaten Indramayu


Oleh : Hillary Ananda M.

Info Katalog

Nomor Panggil : 2021/I/039

Penerbit : FH - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Irene Eka Sihombing

Subyek : Land use - Law and legislation;Eminent domain

Kata Kunci : land procurement, steam power plant, development, public interest

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_SHK_010001600154_Halaman-Judul.pdf
2. 2021_TA_SHK_010001600154_Lembar-Pengesahan.pdf 4
3. 2021_TA_SHK_010001600154_Bab-1_Pendahuluan.pdf 11
4. 2021_TA_SHK_010001600154_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2021_TA_SHK_010001600154_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2021_TA_SHK_010001600154_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
7. 2021_TA_SHK_010001600154_Bab-5_Kesimpualan.pdf
8. 2021_TA_SHK_010001600154_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2021_TA_SHK_010001600154_Lampiran.pdf

D Dewasa ini tanah menjadi barang komoditi yang penting, tidak terkecuali bagi pemerintah. Pemerintah membutuhkan tanah bagi pembangunan. Dalam hal pemerintah memerlukan tanah untuk pembangunan demi kepentingan umum, pemerintah selalu dihadapi kendala, salah satunya penyerahan Hak Atas Tanah serta masalah ganti rugi. Sama halnya dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Indramayu. Masalah timbul dalam hal pemerintah membutuhkan tanah yang dikuasai rakyat karena menyangkut kepentingan umum. Permasalahannya adalah bagaimana pemberian ganti kerugian dalam pengadaan tanah serta apa hambatan dan solusi penyelesaian pemberian ganti rugi dalam pengadaan tanah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Indramayu? Dalam upaya mencapai kesimpulan, metodologi penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif, sifat penelitiannya adalah deskriptif dengan analisis kualitatif sedangkan cara mengambil kesimpulan menggunakan metode deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. PLN belum melakukan proses pengadaan tanah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah, di mana terjadinya perubahan uang ganti rugi secara sepihak oleh PT. PLN setelah terjadi kesepakatan para pihak yang berhak. Serta proses sosialisasi yang dirasa kurang tepat bagi masyarakat. Apabila PT. PLN melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan mengajak warga untuk berpartisipasi, warga tidak akan menganggap bahwa mereka tidak diikut sertakan dalam proses pengadaan tanah ini.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?