Kajian pengendalian banjir sungai Ciliwung MT. Haryono-P.A Manggarai dengan menggunakan HEC-RAS 4.0
S Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang melintasi kota DKI Jakarta. Pada tahun 2012 DKI Jakarta mengalami banjir akibat luapan sungai Ciliwung. Maka dari itu, dijalankan proyek normalisasi sungai Ciliwung yang berlangsung pada tahun 2013 dan sudah berjalan 60% hingga saat ini. Namun pada akhir tahun 2018 daerah sekitar Ciliwung mengalami banjir kembali akibat luapaun sungai Ciliwung. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi tinggi tanggul sungai Ciliwung yang sudah di normalisasi terhadap tinggi muka air banjir rencana berikut upaya penanggulangannya. Dengan menggunakan metode analisis probabilitas frekuensi dengan distribusi Log Normal dapat diketahui debit rencana sebesar 351,731 m3/s. Terdapat pula local inflow di beberapa titik pada daerah sungai yang di tinjau. Menggunakan Program HEC-RAS dengan aliran steady flow dapat diketahui bahwa terdapat 110 titik banjir dengan ketinggian maksimum 5,040m. Upaya yang dilakukan akibat kondisi eksisting tersebut terdapat 2 metode. Metode yang pertama yaitu membuat tanggul pada sungai asli dan meninggikan tanggul pada sungai yang sudah di normalisasi. Dari metode pertama titik banjir dapat terreduksi menjadi 51 titik banjir dengan ketinggian maksimum banjir menjadi 2,190 m. Sedangkan metode kedua yaitu dengan melebarkan sungai Ciliwung pada sungai asli. Dari metode kedua titik banjir dapat terreduksi menjadi 22 titik dengan ketinggian banjir maksimum menjadi 1,190 m.
C Ciliwung River is one of many rivers that crosses the city of DKI Jakarta. In 2012, DKI Jakarta experienced flooding due to an overflow of the Ciliwung river. Therefore, the Ciliwung river normalization project was carried out in 2013 and has been running 60% to date. But at the end of 2018, the area around Ciliwung experienced another flooding due to the overflowing of the Ciliwung river. The purpose of this study is to evaluate the height of the Ciliwung river embankment that has been normalized to the floodwater level plan and its mitigation efforts. By using the frequency probability analysis method with the Normal Log distribution, it can be seen that the planned discharge is 351,731 m3 /s. There is also local inflow at some point in the river area under review. Using the HEC-RAS Program with a steady flow, it can be seen that there are 110 flooding points with a maximum height of 5,040m. There are 2 methods needed to be done due to existing condition. The first method is to make the embankment on the original river and raise the embankment on the river that has been normalized. From the first method, the flood point can be reduced to 51 flood points with a maximum flood height of 2,190 m. Whereas the second method is by widening the Ciliwung river to the original river. From the second method, the flood point can be reduced to 22 points with a maximum flood height of 1,190 m.