Pengukuran jarak dasar hidung ke dagu dan jarak garis bibir ke pupil mata menurut Metode Willis : kajian penentuan dimensi vertikal oklusi pada mahasiswa ras Deutro-Melayu FKG USAKTI
D Dalam pembuatan gigi tiruan pada kasus kehilangan dimensi vertikal, perlumenentuan DVO (dimensi vertikal oklusi) dan oklusi sentrik. Penetuan DVOmerupakan tahap penting. Penentuan DVO yang tidak tepat dapat berpengaruhterhadap fungsi mastikasi, fonetik, estetik, kenyamanan, penelanan, stabilitas gigitiruan dan sendi temporomandibula. Terdapat beberapa cara dalam menentukanDVO, salah satunya yaitu dengan pengukuran wajah. Menurut Willis, dalamkeadaan oklusi sentik, jarak antara dasar hidung ke dagu sama jaraknya denganjarak dari garis bibir ke pupil mata. Pernyataan tersebut didukung oleh proporsi maswajah. Namun, dalam penelitian komparatif pada orang Filipina menunjukkan adaperbedaan bermakna dimana jarak garis bibir ke pupil mata lebih panjang 3 cmdaripada jarak dasar hidung ke dagu. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengamati dalam oklusi sentrik apakah terdapat persamaan antara kedua jaraktersebut. Material dan metode: Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKGUSAKTI. Besarnya sampel terdiri dari 10 mahasiswi dan 10 mahasiswa yangmemenuhi kriteria sampel; ras Deutro-Melayu, neutroklusi, tidak ada kehilangangigi, wajah normal dan simteris, dan tidak pernah mendapatkan perawatanortodonti. Pengukuran kedua jarak menggunakan Willis bite gauge dalam satuanmilimeter. Hasil: Rerata dan simpang baku jarak dasar hidung ke dagu padaperempuan (63,20 ± 3,553), laki-laki (66,00 ± 4,295), and total (64,60 ± 4,096) danjarak garis bibir ke pupil mata pada perempuan (61,30 ± 2,497), laki-laki (66,40 ±3,893), and total (63,85 ± 4,120). Data dianalisa dengan uji-t dua sampelberpasangan dan didapatkan hasil; perempuan p>0,05 (p=0,052), laki-laki p>0,05(p=0,653), dan total p>0,05 (p=0,295). Hasil penelitian tersebut menunjukkanbahwa tidak ada perbedaan bermakna antara kedua jarak. Dapat disimpulkanbahwa pengukuran wajah dalam oklusi sentrik menurut metode Willis dapatdigunakan sebagai acuan dalam menentukan DVO pada ras Deutro-Melayu.
I In constructing dentures, lost of VD (vertical dimension) cases needed to establishVDO (vertical dimension of occlusion) and centric occlusion. Determining VDOwas an important step. Incorrect VDO determination caused functional problems ofmastication, phonetics, aesthetics, comfort, swallowing, TMJ and denture'sstability. There were several different methods for determining V DO, which one ofthem was facial measurement. According to Willis' method that in centricocclusion, the distance UN-LMM (close under the nose to the low margin of themandible) was equal to the distance PE-LL (pupil of the eye to lip line), and thiswas supported by Fabonacci's Golden Proportion of face, but in a comparativestudy of the Filipinos showed the distance of UN-LMM was 3 mm longer than thedistance of PE-LL. The objective of this study was to verify whether in centricocclusion the distance of UN-LMM and the distance of PE-LL were equal.Materials and method: The population of this study was the students from TrisaktiUniversity Falcuty of Dentistry. Samples consisted: 10 female students and 10 malestudents who fulfil sample's criteria: Deuteromalayid race, neutrocclusion, nomissing teeth, normal and simetrical face, not being in orthodontic treatment. Thedistances of UN-LMM and PE-LL were measured with Willis' bite gauge inmillimeter. The result: The mean and standard deviation of distance of UN-LMMshowed: female (63,20 ± 3,553), male (66,00 ± 4,295), and total group (64,60 ±4,096) and the distance of PE-LL showed: female (61,30 ± 2,497), male (66,40 ±3,893), and total group (63,85 ± 4, 120). The data was analyzed with paired samplest-test showed: female p>0,05 (p=0,052), male p>0,05 (p=0,653), and total groupp>0,05 (p=0,295). This study showed that they are no signifancy different betweenthe two distances. It can be concluded that in centric occlusion the facialmeasurement using Willis' method can be used for determining VDO forDeuteromalayid race.