DETAIL KOLEKSI

Analisa kelayakan pengembangan investasi industri konstruksi baja (studi kasus perusahaan XYZ)

5.0


Oleh : Tanjudin Nur

Info Katalog

Subyek : Steel construction

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : Sutardi

Kata Kunci : investment feasibility study, business model canvas, SWOT analysis.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TS_TS_151011710013_Halaman-judul.pdf 14
2. 2019_TS_TS_151011710013_Bab-1.pdf 7
3. 2019_TS_TS_151011710013_Bab-2.pdf
4. 2019_TS_TS_151011710013_Bab-3.pdf
5. 2019_TS_TS_151011710013_Bab-4.pdf
6. 2019_TS_TS_151011710013_Bab-5.pdf
7. 2019_TS_TS_151011710013_Daftar-pustaka.pdf

P Perkembangan infrastruktur pada lima tahun terakhir di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan melihat banyaknya proyek-proyek yang dikerjakan oleh pemerintah melalui BUMN maupun swasta. Pengunaan material baja sebagai rangka konstruksi sudah semakin meningkat, sehingga menjadi peluang tersendiri untuk menggembangkan industri baja di tanah air khusus industri konstruksi baja. Untuk dapat bertahan dan bersaing dalam meraih pasar sehingga diperlukan inovasi dalam pengembangan perusahaan dengan melakukan kajian analisa investasi pada Perusahaan XYZ. Melalui analisa SWOT untuk studi kelayakan finansial dan model bisnis yang akan diterapkan dengan pendekatan Businees Model Canvas (BMC).Pada analisa investasi studi kelayakan finansial dibuat tiga alternatif pembiayaan selama jangka waktu lima belas tahun, yaitu pertama: pembiayaan pinjaman secara keseluruhan dengan pinjaman pihak luar, kedua: bertahap selama tiga kali dengan pinjaman pihak luar, ketiga: modal sendiri dengan menyisihkan dari keuntungan dan dilakukan bertahap tiga kali seperti alternatif dua.Dari ketiga alternatif tersebut, maka alternatif tiga yang lebih layak, kemudian dianalisa kembali tingkat sensitifitas sehingga didapat penurunan produksi dari 220,26 Ton/bln menjadi 174, 91 Ton/bln, NPV turun dari Rp 18.943.666.995 menjadi Rp. 527.088.995, sedangkan IRR turun dari 26,97 % menjadi 13,44 % dan masih lebih besar dari MARR yang dipersyaratkan sebasar 13 %. Untuk pengembangan model bisinis yang dipetakan menurut BMC, maka Perusahan XYZ harus merubah target customer segment yang akan dicapai, pada value proposition peningkatan pada kwalitas dan kwantitas pekerjaan, pada key resources harus memeliki aset sendiri seperti bangunan, peralatan kerja dan peningkatan Sumber Daya Manusianya.

T The development of infrastructure in the last five years in Indonesia showed a significant increase by looking at the number of projects carried out by the government through BUMN or private. The use of steel material as a construction framework has increased, so that it becomes a separate opportunity to develop the steel industry in the country specifically the steel construction industry. To be able to survive and compete in reaching the market, innovation is needed in developing the company by conducting an investment analysis study at XYZ Company. Through a SWOT analysis for financial feasibility studies and business models that will be applied with the Businees Model Canvas (BMC) approach.In the investment analysis the financial feasibility study made three alternative financing over a period of fifteen years, namely first: financing the loan as a whole with external loans, second: phasing in three times with external loans, third: own capital by setting aside from profits and carried out three times incrementally like alternative twoOf the three alternatives, the three alternatives are more feasible, then the level of sensitivity is analyzed again so that the production decline is obtained from 220.26 tons / month to 174, 91 tons / month, the NPV drops from Rp. 18,943,666,995 to Rp. 527,088,995, while IRR decreased from 26.97% to 13.44% and is still greater than the MARR required at 13%. To develop business models mapped according to BMC, the XYZ Company must change the target customer segment to be achieved, in the value proposition increase in the quality and quantity of work, the key resources must have their own assets such as buildings, work equipment and improvement of human resources.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?