DETAIL KOLEKSI

Analisis kondisi kenyamanan termal pada ruangan dalam rumah Banjar di Tepian Sungai Kuin Kota Banjarmasin


Oleh : Alkausar

Info Katalog

Subyek : Houses;Banjar architecture

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : M. Bambang Susetyarto

Kata Kunci : Banjar traditional house, Kuin River Edge

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TS_AR_152150002_Halaman-judul.pdf 16
2. 2019_TS_AR_152150002_Bab-1.pdf 7
3. 2019_TS_AR_152150002_Bab-2.pdf
4. 2019_TS_AR_152150002_Bab-3.pdf 6
5. 2019_TS_AR_152150002_Bab-4.pdf
6. 2019_TS_AR_152150002_Bab-5.pdf
7. 2019_TS_AR_152150002_Daftar-pustaka.pdf
8. 2019_TS_AR_152150002_Lampiran.pdf

R Rumah yang ideal adalah rumah yang memberikan rasa aman dari gangguan alam, ancaman hewan, manusia serta memberikan rasa kenyamanan. Saat ini dalam hal membangun rumah, salah satu aspek yang diperhatikan adalah kenyamanan. Kenyamanan termal merupakan salah satu unsur pendukung kenyamanan sebuahrumah dan unsur yang menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman. Isu-isu kritisyang diangkat pada penelitian ini adalah mengenai kenyamanan termal yang ada padarumah tradisional Banjar, adapun yang diuji adalah kondisi kenyamanan termal padaruang rumah tradisional Banjar yang berada di tepian Sungai Kuin, Kota Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori kondisi kenyamanantermal pada ruang rumah Banjar di tepian Sungai Kuin, dimana kategori tersebutmemiliki rujukan yang berdasarkan standar Mom and Wieseborm (1940) sertamengetahui pengaruh faktor fisik spatial arsitektur ruang terhadap terjadinya kondisi kenyamanan termal tersebut.Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif/naratif dengan paradigma deduktif. Analisa secara kuantitatif dilakukanuntuk mendapatkan nilai suhu THI (Temperature Humidity Index) dengan menggunakan rujukan rumus Nieuwolt (1977) melalui pengukuran faktor klimatis ruang berdasarkan rujukan teori Fanger (1982), sehingga nilai suhu THI(Temperature Humidity Index) tersebut dapat dikategorisasikan berdasarkan standar Mom and Wieseborm (1940), kemudian temuan nilai suhu yang telah dianalisa tersebut dapat di cross-check secara deskriptif/naratif terhadap 4 faktor fisik spatialarsitektur ruang (Latifah dkk, 2013) yaitu orientasi, desain bukaan, perletak kanvegetasi serta shelter yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan pertama dapat dijelaskan bahwa terdapat 31 ruang di 5 rumah tradisional Banjar ditepian Sungai Kuin, memiliki 3 kategori yakni nyaman optimal, hangat nyaman dan hangat nyaman ambang atas dengan nilai suhu yang variatif. Kesimpulan kedua,adapun 4 faktor tersebut pada 5 rumah tradisional Banjar secara garis besar yaitu 1)semua orientasi ruang memiliki hadapan ke arah sungai kuin, 2) terdapat berbagai tipe desain bukaan, rata-rata memiliki desain bukaan yang cukup luas, 3) beberapa rumah tradisional Banjar memiliki perletakkan vegetasi yang berbeda, 4) adapun shelter yang digunakan pada 5 rumah Banjar berupa teritisan atap serta kanopi dengan material yang berbeda-beda.

T The ideal house is a house that provides a sense of security from natural, animalthreat, human disturbances and provides a sense of comfort. Nowadays in terms ofbuilding a house, one aspect that is considered is comfort. Thermal comfort is one ofthe supporting elements of a home's comfort and the elements that are associated withcomfortable room temperature conditions. The critical issues raised in this study wereabout thermal comfort in traditional Banjar homes, while the ones tested were thermalcomfort conditions in the traditional Banjar house located on the banks of the KuinRiver, Banjarmasin City. This study aims to determine the category of thermalcomfort conditions in the Banjar house space on the banks of the Kuin River, wherethe category has a reference that is based on Mom and Wieseborm standards (1940)and find out the influence of architectural spatial physical factors on the occurrence ofthese thermal comfort conditions.In this study, the method used is quantitative-descriptive / narrative with adeductive paradigm. Quantitative analysis was carried out to obtain the temperaturevalue of THI (Temperature Humidity Index) using the formula Nieuwolt (1977)through the measurement of climatic factor space based on the Fanger theory (1982)reference, so that the THI (Temperature Humidity Index) temperature value can becategorized based on Mom's standards Wieseborm (1940), then the findings of theanalyzed temperature values can be cross-checked descriptively / narratively towardsthe 4 physical factors of space architectural spatial (Latifah et al, 2013), namelyorientation, design of openings, placement of vegetation and shelter used. Based onthe results of the study, the first conclusion can be explained that there are 31 spacesin 5 traditional Banjar houses on the banks of the Kuin River, having 3 categoriesnamely optimal comfort, warm comfortable and warm comfortable upper thresholdwith varied temperature values. The second conclusion, as for the 4 factors in 5traditional Banjar houses in outline, namely 1) all space orientations have a directiontowards the kuin river, 2) there are various types of openings design, on average havequite wide openings designs, 3) several houses traditional Banjar has differentvegetation sites, 4) as for the shelter used in 5 Banjar houses in the form of eaves andcanopies with different materials.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?