DETAIL KOLEKSI

Eksplorasi kreatif dalam penciptaan wayang kontemporer studi kasus : basis (dasar) rupa wayang purwa


Oleh : Taufiq Akbar

Info Katalog

Nomor Panggil : 0022/T/2013

Subyek : Puppetry - Introduction to characters - Contemporary puppets;Puppetry - Visual arts - Wayang Purwa

Penerbit : FSRD - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2013

Pembimbing 1 : Eddy Hadi Waluyo

Kata Kunci : puppet, contemporary, visual arts, purwa puppet

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2013_TS_MDP_191110041_Halaman-judul.pdf 20
2. 2013_TS_MDP_191110041_Bab-1.pdf 15
3. 2013_TS_MDP_191110041_Bab-2.pdf
4. 2013_TS_MDP_191110041_Bab-3.pdf
5. 2013_TS_MDP_191110041_Bab-4.pdf
6. 2013_TS_MDP_191110041_Bab-5.pdf
7. 2013_TS_MDP_191110041_Bab-6.pdf
8. 2013_TS_MDP_191110041_Daftar-pustaka.pdf 9

P Pada hakikatnya suatu kebudayaan akan selalu mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya zaman. Kebudayaan dapat berkembang dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru, jika kebudayaan tersebut dapat terbuka terhadap pengaruh-pengaruh budayal ain. Masuk di era kontemporer, setelah Negara Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda, wayang kulit purwa tetap dapat bertahan tanpa adanya gubahan-gubahan yang signifikan, namun generasi wayang kreasi atau disebut juga sebagai wayang kontemporer (non-pakem) mulai lahirdan berkembang di Indonesia.Berdasar pada masalah-masalah realita yang ada, peneliti melihat satu celah yang dapat peneliti gunakan untuk mengenalkan, melestarikan,dan menambah khasanah dunia pewayangan, yaitu menampilkan satu bentuk rupa wayang yang tetap mengusung penokohan pada WayangPurwa, ditambah dengan mencermati trend inovasi warna yang sedang berkembang dikalangan anak muda.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik,cara atau metode yang disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif,yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Kemudian model analisis bentuk, fungsi, dan makna yang sejalan dengan proses cipta seni yang meliputi tiga komponen sebagai landasan berkarya bertujuan untuk membedah lebih dalam seni rupa pada wayang purwa yang kemudian peneliti jadikan pedoman dalam menciptakan wayang kontemporer/kreasi.

I In essence, a culture will always changing along with the development of the times. Culture can evolve and adapt to new circumstances, if culture can be open to other cultural influences. Entry inthe contemporary era, after the State regardless of Dutch colonial Indonesia, wayang kulit proto type can survive in the absence of significant spin-spin, but the generation of puppet creations, also known as wayang contemporary (non-grip) was born and began to grow inIndonesia.Based on the problems of the existing reality, researchers saw a gap that researchers can use to introduce, preserve, and increase there pertoire of the puppet world, which is one form such a puppet show which still carry on Purwa characterizations, coupled with examining the current trend of color innovation developing among young people.In this study the authors used qualitative research methods. Too btain the data required in a research report, the authors use several techniques, ways or methods that are tailored to the type of qualitative research, namely through library research and field study. Later models of analysis of form, function, and meaning that is consistent with your artistic process includes three components as the foundation aims todissect more work in fine art at the puppet prototype that later researchers make the guidelines in creating contemporary puppet / creations

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?