DETAIL KOLEKSI

Pengaruh penggunaan liquid suction heat exchanger terhadap kinerja mesin pendingin dengan refrigerant HCFC, HFC dan hidrokarbon


Oleh : Roswati Nurhasanah

Info Katalog

Subyek : Refrigeration and refrigerating machinery;Cooling system

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2017

Pembimbing 1 : Bambang Teguh Prasetyo

Kata Kunci : liquid suction heat exchanger, R22, R404A, 8290, COP

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2017_TS_MTM_161130004_Halaman-Judul.pdf
2. 2017_TS_MTM_161130004_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2017_TS_MTM_161130004_Bab-1_Pendahuluan.pdf 8
4. 2017_TS_MTM_161130004_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2017_TS_MTM_161130004_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2017_TS_MTM_161130004_Bab-4_Pengumpulan-dan-Pengolahan-Data.pdf
7. 2017_TS_MTM_161130004_Bab-5_Analisis-Hasil-dan-Pembahasan.pdf 51
8. 2017_TS_MTM_161130004_Daftar-Pustaka.pdf 4

T Terdapat tiga hal yang mempengaruhi perkembangan mesin refrigerasi siklus kompresi uap yakni penghematan energi, tuntutan refrigerant non ODP(Ozon Depleting Potential) dan non-GWP (Global Warming Potential), serta tuntutan rendahnya refrigerant yang terlepas ke atmosfer yang disebabkan kebocoran mesin refrigerasi atau penggantian oleh recycling refrigerant. Sistem refrigerasi kompresi uap saat ini masih banyak digunakan, serta refrigerant yang digunakan didominasi jenis HCFC R22 dan jenis HFC R404A yang merusak lingkungan dan dijadwalkan dihapus. Sehingga perlu mencari refrigerant alternatif pengganti yang ramah lingkungan serta memiliki kapasitas refrigerasi yang baik diantaranya dengan menambahkan teknologi LSHX (Liquid Suction Heat Exchanger). Teknologi LSHX adalah penggunaan peralatan penukar kalor antara liquid line keluar kondensor dan suction line masuk kompresor. Pada penelitian ini digunakan HFC R404A, sebagai pembanding digunakan HCFC R22 dan untuk mengganti refrigerant sintetik tersebut digunakan refrigerant hidrokarbon, yaitu HC R290 pada sistem refrigerasi kompresi uap dengan penggunaan LSHX. Penelitian dilakukan dengan pendekatan massa refrigerant yang ditetapkan yaitu 2 kg, temperatur lingkungan 27°C, dan untuk perhitungan menggunakan perangkat lunak REFPROF 6 dan coolpack ver 1.49. Penelitian ini diiaksanakan di. Bengkel Pendingin STT-PLN Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh penggunaan LSHX dengan jumlah laju aliran massa yang sama pada kondisi tunak adalah temperatur evaporasi yang dapat dicapai untuk HCFC R22 dari -16,7°C menjadi -18,2°C, HFC R404A dari -19,9°C menjadi -22,2°C dan HC R290 dari -24,2°C menjadi -27,6°C serta ada kecenderungan meningkatkan COP, untuk HCFC R22 dari 3,29 menjadi 3,39, HFC R404A dari 2,76 menjadi 2,g5 dan HC R290 dari 3,43 menjadi 3,50, serta memiliki kecenderungan menurunkan daya kompresor aktual, untuk R22 dari 0,361kW menjadi 0,322kW , R404A dari 0,345kW menjadi 0,3081Vvr dan R290 dari 0,364kW menjadi 0,324kW. Berdasarkan pengamatan kecenderungan diatas, maka dengan massa yang sama serta memperhatikan density masing-masing refrigerant, maka efektivitas LSHX tertinggi pada penggunaan HC R290 mencapai 0,53 dengan density yang dimilikinya terkecil yaitu 3,82 kg/m3. Sehingga penggantian refrigerant sintetik HCFC R22 dan HFC R404A dengan HC R290 menghasilkan kinerja yang lebih baik dengan penggunaan LSHX.

T There are three things that affect the development of the vapor compression cycle refrigeration machine, namely energy savings, demands for non-ODP (Ozone Depleting Potential) and non-GWP (Global Warming Potential) refrigerants, as well as low demands for refrigerant released into the atmosphere due to leakage of the refrigeration machine or replacement by refrigerant recycling. Currently, vapor compression refrigeration systems are still widely used, and the refrigerant used is dominated by HCFC R22 and HFC R404A types which are damaging to the environment and are scheduled to be phased out. So it is necessary to find alternative refrigerants that are environmentally friendly and have good refrigeration capacity, including by adding LSHX (Liquid Suction Heat Exchanger) technology. LSHX technology is the use of heat exchange equipment between the liquid line exiting the condenser and the suction line entering the compressor. In this study, HFC R404A was used, HCFC R22 was used as a comparison and to replace the synthetic refrigerant, a hydrocarbon refrigerant was used, namely HC R290 in a vapor compression refrigeration system using LSHX. The research was carried out using a refrigerant mass approach that was set at 2 kg, ambient temperature 27°C, and for calculations using software REFPROF 6 and coolpack ver 1.49. This research was conducted in. Cooling Workshop for STT-PLN Jakarta. The results showed that the effect of using LSHX with the same amount of mass flow rate at steady state is the evaporation temperature that can be achieved for HCFC R22 from -16.7°C to -18.2°C, HFC R404A from -19,9°C. to -22.2°C and HC R290 from -24.2°C to -27.6°C and there is a tendency to increase COP, for HCFC R22 from 3.29 to 3.39, HFC R404A from 2.76 to 2 ,g5 and HC R290 from 3.43 to 3.50, and have a tendency to decrease the actual compressor power, for R22 from 0.361kW to 0.322kW, R404A from 0.345kW to 0.3081Vvr and R290 from 0.364kW to 0.324kW. Based on the observation of the trend above, with the same mass and paying attention to the density of each refrigerant, the highest LSHX effectiveness in the use of HC R290 reaches 0.53 with the smallest density of 3.82 kg/m3. So that the replacement of synthetic refrigerants HCFC R22 and HFC R404A with HC R290 results in better performance with the use of LSHX.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?