Analisis hasil studi pemisahan lignin dari ampas tebu dan aplikasinya untuk EOR
L Lignin sebagai bahan baku pembuatan Surfaktan Sodium Lignosilfonat (SLS) banyak terkandung dalam ampas tebu yang merupakan limbah hasil pengolahan industri gula. Potensi ini dapat memberikan alternatif pengolahan limbah sekaligus alternatif sumber bahan baku pembuatan surfaktan untuk kegiatan EOR. Metoda pembuatan SLS diawali dari isolasi lignin, kemudian dilanjutkan dengan hidrolisis dan sulfonasi menggunakan Natrium Bisulfit (NaHSO3) pada suhu dan tekanan tertentu. selanjutnya surfaktan SLS yang dihasilkan, diuji kemampuannya dalam menurunkan tegangan muka antara air dan minyak, sehingga diharapkan mampu melepaskan minyak dari pori batuan dan mudah dimobilisasi. Kadar optimum reaktan yang menghasilkan lignin terbanyak adalah pada penggunaan 100% NaOH dari berat ampas tebu, diperoleh Lignin 36,64% dari berat ampas tebu awal. Berdasarkan uji fourier transform infra red(FTIR) lignin ampas tebu dan SLS hasil sulfonasi lignin mempunyai gugus fungsi sesuai dengan gugus fungsi standart. Hasil injeksi surfaktan 0.15% dan 0,1% pada model core buatan menunjukkan adanya peningkatan harga RF sebesar 4,7% dan 14,7% pada rentang suhu dari 30 - 50,namun pada rentang suhu 50-80, nilai RF turun kembali sebesar 5% dan 5,9%. sedangkan pada suhu kamar yang sama (30C) dengan kenaikan konsentrasi surfaktan SLS antara 0,05% - 0,15%, akan menaikan RF sebesar 11% - 12%
L Lignin as a raw material for the manufacture of Surfactant Sodium Lignosylfonate (SLS) is mostly contained in bagasse which is a waste from processing the sugar industry. This potential can provide an alternative for waste treatment as well as an alternative source of raw materials for making surfactants for EOR activities. The method of making SLS begins with the isolation of lignin, then proceeds with hydrolysis and sulfonation using Sodium Bisulfite (NaHSO3) at a certain temperature and pressure. Furthermore, the resulting SLS surfactant was tested for its ability to reduce the surface tension between water and oil, so that it is expected to be able to release oil from rock pores and be easily mobilized. The optimum level of reactants that produce the most lignin is the use of 100% NaOH from the weight of bagasse, Lignin is obtained 36.64% from the weight of the initial bagasse. Based on the Fourier transform infra red (FTIR) test, bagasse lignin and SLS sulfonated lignin have functional groups in accordance with standard functional groups. The results of 0.15% and 0.1% surfactant injection in the artificial core model showed an increase in RF values ​​of 4.7% and 14.7% in the temperature range from 30 - 50, but in the 50-80 temperature range, the RF value decreased again by 5% and 5.9%. while at the same room temperature (30C) with an increase in the concentration of SLS surfactant between 0.05% - 0.15%, it will increase the RF by 11% - 12%