Analisis performansi & perhitungan ss7 messages pada mtp (studi kasus pada stp terbaru eagle 5 di PT. Indosat
J Jaringan pensinyalan SS7 memainkan peran yang sangat penting di area layanan publik, oleh karena itu untuk memastikan layanan yang handal dan konsisten khususnya dalam melayani layanan International Roaming seperti : Location update, pengiriman SMS, MMS, dan sebagainya maka Indosat membangun STP-nya sepasang. Untuk menjaga jasa pensinyalan SS7 tetap konsisten pendudukan SDL tidak boleh melebihi kapasitas 40%. Hal ini untuk mengantisipasi jika salah satu SDL ada gangguan / putus maka SDL yang aktif dapat menangani limpahan trafik dari SDL yang putus sehingga tidak akan terjadi kegagalan pengiriman pesan. Berdasarkan percobaan pada uji kasus 1 dan uji kasus 2 bahwa waktu tunda suatu STP (Tekelec Eagle 5) dalam memproses pesan di bawah 50 ms masih di bawah nilai ambang dari tabel 4.1 rekomendasi Q.706 yang diprasyaratkan ITU-T sehingga diharapkan mampu menangani pertumbuhan trafik yang sangat tinggi dalam melayani jasa penghantaran IR dari pengguna telepon bergerak.
T The SS7 signaling network plays a very important role in the public service area, therefore to ensure reliable and consistent services, especially in serving International Roaming services such as: Location updates, sending SMS, MMS, and so on, Indosat has built a pair of STPs. To keep the SS7 signaling service consistent, the SDL occupation should not exceed 40% capacity. This is to anticipate if one of the SDLs is interrupted/broken, the active SDL can handle the traffic overflow from the broken SDL so that there will be no message delivery failure. Based on the experiments in test case 1 and test case 2 that the delay time of an STP (Tekelec Eagle 5) in processing messages below 50 ms is still below the threshold value from table 4.1 recommendation Q.706 required by ITU-T so that it is expected to be able to handle traffic growth which is very high in serving IR delivery services from mobile phone users.