DETAIL KOLEKSI

Perancangan huruf untuk Kota Gede inspirasi sejarah budaya

5.0


Oleh : Abidin Muhammad Noor

Info Katalog

Nomor Panggil : 0009/T/2014

Subyek : Signs and signboards

Penerbit : FSRD - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : Eddy Hadi Waluyo

Pembimbing 2 : Pantas L Tobing

Kata Kunci : the design of the letters, Kota Gede, the inspiration of cultural history

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TA_191120023_Bab-1.pdf
2. 2014_TA_191120023_Bab-2.pdf
3. 2014_TA_191120023_Bab-3.pdf
4. 2014_TA_191120023_Bab-4.pdf
5. 2014_TA_191120023_Bab-5.pdf
6. 2014_TA_191120023_Halaman-Judul.pdf

K Kotagede merupakan merupakan awal dari terbentuknya di DaerahIstimewa Yogyakarta. Di awal abad 16, Kotagede menjadi pusat kerajaanMataram Islam, yang saat ini menjadi Kasunanan Surakarta danKasultanan Yogyakarta. Di tempat ini masih terdapat artefak bangunanmasa lalu, salah satunya adalah kompleks makam para pendiri kerajaanMataram yang dibangun dengan gaya arsitektur Hindu. Didalamkomplek makam ini terdapat sebuah masjid yang sampai sekarangdigunakan kegiatan peribadatan sehari‐hari. Sedangkan sebagai makamleleuhur, tempat tersebut masih dijaga dengan adat dan tradisinya dandigunakan kegiatan ritual bagi masyarakat Jawa.Penggabungan tempat ini diperkirakan sebagai cara menyatukanperbedaan keyakinan yang ada pada waktu itu. Adanya perbedaanpaham antara Islam dengan masyarakat tradisi Jawa sudah terjadi sejakawal berdirinya kerajaan ini. Salah satu upaya pada waktu itu adalahpenyatuan kalender Jawa dengan Islam, yang dilakukan oleh SultanAgung, yang kemudian dikenal dengan peringatan Satu Suro (tahun baruJawa dan tahun baru Hijriyah atau Satu Muharram)Saat ini Kotagede lebih dikenal dengan kerajinan perak. Sebagianbesar penduduknya penganut agama Islam, bahkan berbagai organisasikeagamaan tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping perbedaanajaran dan keyakinan, perbedaan itu juga terjadi karena konflik kekuasaanmasa lalu yang membagi wilayah Mataram menjadi Surakarta danYogyakarta hingga di lingkungan yang ada di komplek makam. Falsafahhidup, tradisi dan budaya Jawa masih dipegang oleh sebagian masyarakatdi Kotagede yang dijalankan dalam kehidupan sehari‐hari mampumeredam perbedaan ini. Masyarakat berbeda paham berbaur denganlingkungan yang sama. Temboktebal bukan menjadi sebuah batas tetapisebagai penghias. Gapura sebagai pintu masuk yang dapat digunakanbersama oleh masyarakat yang mempunyai kepentingan berbeda namunmenjadi simbol pemersatu

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?