DETAIL KOLEKSI

Analisis perbandingan risiko pelaksanaan konstruksi kontrak pekerjaan lumsum dan harga satuan


Oleh : Sugengriyanto

Info Katalog

Subyek : Construction industry--Risk management;Construction contracts

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Saihul Anwar

Kata Kunci : analytic hierarchy process (AHP), lumsum contracts, unit price contracts, construction risks

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2024_TS_MTS_151012110006_Halaman-Judul.pdf
2. 2024_TS_MTS_151012110006_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2024_TS_MTS_151012110006_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2024_TS_MTS_151012110006_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2024_TS_MTS_151012110006_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2024_TS_MTS_151012110006_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2024_TS_MTS_151012110006_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 2
8. 2024_TS_MTS_151012110006_Bab-1.pdf
9. 2024_TS_MTS_151012110006_Bab-2.pdf
10. 2024_TS_MTS_151012110006_Bab-3.pdf
11. 2024_TS_MTS_151012110006_Bab-4.pdf
12. 2024_TS_MTS_151012110006_Bab-5.pdf 4
13. 2024_TS_MTS_151012110006_Daftar-Pustaka.pdf
14. 2024_TS_MTS_151012110006_Lampiran.pdf 1

D Dalam pelaksanaan konstruksi ikatan antara pemilik proyek dengan pelaksana / kontraktor, terbentuklah sebuah kontrak dan jenis kontrak yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia adalah kontrak lumsum dan kontrak harga satuan. Kontraktor dalam hal ini harus menjaga peluang keuntungan dan risiko kenaikkan biaya, risiko keterlambatan waktu penyelesaian proyek, risiko ketidaksesesuaian hasil mutu konstruksi. Menghindari ataupun mengurangi risiko untuk pencapaian konstruksi yang efektif, salah satu cara yang dilakukan menganalisis risiko - risiko pada kontrak lumsum dan harga satuan, dengan memperhatikan faktor-faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi dari kontraktor / pelaksana konstruksi.Tujuan : Untuk menganalisa risiko-risiko digunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Microsoft Excel dipilih karena mampu memberikan hasil penilaian secara subjektif dan objektif.Metode : Tahapan analisis dengan menentukan variable / kriteria dengan melakukan kombinasi variable / kriteria risiko, mendetailkan, mengembangkan berdasarkan referensi dari studi literature, selanjutnya membuat struktur hierarki. Hirarki ini terdiri dari 3 (tiga) level yaitu kriteria (level I), sub kriteria (level II), dan alternatif (level III). Berdasarkan hirarki tersebut menyususn kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 12 (dua belas) responden selaku pelaksana di proyek - proyek PT. Nindya Karya - Divisi EPC. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan, dilanjutkan dengan membuat matrik berpasangan masing-masing level, melakukan perbandingan berpasangan, menghitung nilai rata-ratanya, mengukur bobot prioritas untuk kriteria (level I), sub kriteria (level II), dan alternatif (level III), serta selanjutnya memeriksa Consistency Ratio (CR)Hasil : Berdasarkan hasil analisis risiko perbandingan kontrak lumsum dan kontrak harga satuan, pada kriteria (level 1) diperoleh aspek biaya memiliki tingkat risiko tertinggi 39,68%, seterusnya aspek mutu 38,96% dan aspek waktu 21,35%. Pada sub kriteria (level 2) aspek biaya, variable / kriteria risiko tertinggi yaitu Pekerjaan tambah kurang (Change Order) akibat perubahan design (13,33%), aspek waktu, variable / kriteria risiko tertinggi yaitu penerapan metode pelaksanaan penyelesaian proyek (project execution) yang tidak tepat (29,96%), sedangkan aspek mutu, variable / kriteria risiko tertinggi yaitu kekeliruan review perhitungan design konstruksi terhadap ouput / standart kualitas yang diharapkan (ketidaksesuaian design) (23,60%). Pada Alternatif (Level 3) , variable / kriteria risiko tertinggi yaitu tenaga kerja kurang profesional, hasil pekerjaan tidak rapih (Rework) (84,65%).Kesimpulan : Hasil analisis akhir (prioritas global) dengan metode AHP diperoleh untuk kontrak lumsum 75,12% dan kontrak harga satuan 24,88%, maka kontrak lumsum lebih berisiko dibandingkan dengan kontrak harga satuan.

I In the implementation of the construction bond between the project owner and the executor / contractor, a contract is formed and the types of contracts used in the implementation of construction projects in Indonesia are lumsum contracts and unit price contracts. Contractors in this case must maintain profit opportunities and the risk of cost increases, the risk of delays in project completion time, the risk of inconsistency in the quality of construction results. Avoiding or reducing risks for the achievement of effective construction, one way is to analyze the risks in the lumsum contract and unit price, by paying attention to the factors of perception, preference, experience and intuition of the contractor/construction implementer.Purpose : To analyze the risks, the Analytic Hierarchy Process (AHP) Method with Microsoft Excel was chosen because it was able to provide subjective and objective assessment results.Method : The analysis stage by determining variables/criteria by combining variables/risk criteria, detailing, developing based on references from literature studies, then creating a hierarchical structure. This hierarchy consists of 3 (three) levels, namely criteria (level I), sub-criteria (level II), and alternatives (level III). Based on this hierarchy, a questionnaire was prepared. The distribution of questionnaires was carried out to 12 (twelve) respondents as implementers in PT. Nindya Karya - EPC Division. The data obtained is then tabulated, followed by creating a paired matrix for each level, making a pair comparison, calculating the average score, measuring the priority weights for criteria (level I), sub-criteria (level II), and alternatives (level III), and then checking the Consistency Ratio (CR)Results : Based on the results of the comparative risk analysis of lumsum contracts and unit price contracts, in the criteria (level 1), the cost aspect has the highest risk level of 39.68%, followed by the quality aspect of 38.96% and the time aspect of 21.35%. In the sub-criteria (level 2) cost aspect, the highest risk variable / criterion is Work plus less (Change Order) due to design changes (13.33%), the time aspect, the highest risk variable / criterion is the application of improper project execution implementation methods (29.96%), while the quality aspect, the highest risk variable / criterion is the error of the construction design calculation review against the expected quality standard (design non-conformity) (23,60%). In Alternative (Level 3), the highest risk variables/criteria are less professional workforce, untidy work results (Rework) (84.65%).Conclusion : The results of the final analysis (global priority) using the AHP method were obtained for 75.12% lumsum contracts and 24.88% unit price contracts, so lumsum contracts are riskier than unit price contracts

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?