Konsep ramah lingkungan pada sarana peribadatan Kampung Naga di Jawa Barat
P Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep ramah lingkungan pada sarana peribadatan di Kampung Naga. Penggunaan bahan alami sebagai pencerminan konsep ramah lingkungan, tetap terjaga sesuai dengan ketentuan adat yang disebut talari. Ketentuan adat tradisi di Kampung Naga diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi bertujuan untuk menjaga alam dan lingkungan. Selain itu Tata kelola rumah Ibadat di Kampung Naga juga dipengaruhi oleh akulturasi dan inkulturasi yang terjadi pada masyarakat tersebut. Kebutuhan ruang untuk melakukan aktifitas spiritual bagi masyarakat adat Kampung Naga, dibuat sesuai dengan tuntutan syariat agama Islam yang mereka yakini sebagai pegangan hidup. Metodologi penelitian kualitatif pada penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, yang didukung oleh wawancara dengan para tokoh adat, terutama Dullahsebagai penentu aturan dalam membangun rumah ibadat. Serta meng-analisis artefak dan elemen bangunan yang terbuat dari bahan alam yang ramah lingkungan ditinjau dari aspek intradisiplin yang terkait dalam tatakelola bangunan rumah ibadat.Penelitian ini menghasilkan: (1) Identifikasi Konsep Ramah Lingkungan dalam tatakelola Rumah Ibadat Kampung Naga. (2) Mendapatkan data tentang tatakelola ruang Ibadat masyarakat Kampung Naga. Selanjutnya analisis hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi terhadap konsep ramah lingkungan, yaitu sebagai rujukan bagi tatakelola Rumah Ibadat di beberapa kampung adat yang berada di Jawa Barat.
T This research aims to identify the environmentally friendly concept ofthe house of worship in Kampung Naga. The use of natural materials as a reflection of the environmentally friendly concept is maintained in accordance with the custom rules called talari. The customary provisions of talari in Kampung Naga passed down from generation to generation intended to keep the nature and environtment save. Moreover, the design of the house of worship in Kampung Naga is also influenced by acculturation and inculturation that occurred in the community. The metion offor the space to conduct spiritual activities for Kampung Naga’s community, made in accordance with Islamic Shari'athat they believe to be the way of their life.Qualitative researchmethodology in this study usesan ethnographic approach, supported by interviews with the traditional leaders, especially Dullahas the determinant of the rules in building the house of worship. This research analyzesthe artifacts and building elements made of natural materials that are environmentally friendly in terms of intradisiplinaspects involved in designing the house of worship.This research resulted in: (1) Identify the Environmentally Friendly concept in designing Kampung Naga’s house of worship. (2) Obtain the data on the Kampung Naga’s hallof worship management.The results from this analysis can contribute to the environmentally friendly concept, namely as a reference for the house of worship management in some cultural villages in West Java