Kajian secara teknis dan ekonomis perancangan jaringan indoor : studi kasus di Depok Town Square
P Pada pembangunan jaringan seluler di dalam gedung (Inbuilding System) di perlukan perencanaan yang tepat. Pembangunan pada umumnya saat ini menggunakan Distribution Antenna Sistem karena di perlukan coverage hingga ke sudut sudut yang tidal: terjangkau oleh menara Telekomunikasi yang di luar gedung. Pembangunan Jaringan Indoor di harapkan menjawab kebutuhan terhadap coverage jaringan telekomunikasi terutama di dalam gedung yang sulit terjangkau oleh menara telekomunikasi, akan tetapi dalam pembangunannya di lakukan berbagai macam perhitungan mulai dari perhitungan teknis sampai biaya investasi agar dapat di ketahui proyeksi bisnis jaringan indoor ini secara tepat.Dalam perhitungan teknis di butuhkan berapa nilai Effective Isotropic Radiated Power, Received signal code power, Maximum allowable path loss, total Loss pada kabel coaxial dan Fiber optic yang digunakan sampai menghitung jarak service antenna indoor, hal ini di gunakan untuk menentukan berapa jarak antenna dan bagian bagian dari sebuah gedung yang effektif agar coverage sinyal seluler dapat di jangkau.Untuk pembangunan jaringan indoor telah mampu mengcoverage sebagian besar wilayah gedung dengan berbagai jenis band frekuensi yang berbeda yaitu WIMAX, GSM 1800 (DCS), WCDMA (UMTS) serta CDMA, dan didapatkan service jarak antenna < 30 meter, serta nilai RSCP yang berkisar antara -90 dBm — gilt 80 dBm. Dan biaya investasi untuk pemban unan jaringan indoor adalah 1.2 miliar rupiah pertahun dan keuntungan yang idapat adalah sekitar 5 miliar an rupiah, merupakan acuan dari .royeksi bisnis yan inenguntungkan.
I In the construction of cellular networks in buildings (Inbuilding System) proper planning is needed. Development in general currently uses the Distribution Antenna System because it requires coverage to the corners that are not reachable by the telecommunication tower outside the building. The development of the Indoor Network is expected to answer the need for telecommunication network coverage, especially in buildings that are difficult to reach by telecommunication towers, but in its construction various calculations are carried out ranging from technical calculations to investment costs so that the projection of this indoor network business can be accurately known.In technical calculations, it is necessary to calculate the Effective Isotropic Radiated Power, Received signal code power, Maximum allowable path loss, total loss in coaxial and fiber optic cables used to calculate the indoor antenna service distance, this is used to determine the distance between the antenna and the part. part of an effective building so that cellular signal coverage can be reached.For the construction of the indoor network, it has been able to cover most of the building area with various types of different frequency bands, namely WIMAX, GSM 1800 (DCS), WCDMA (UMTS) and CDMA, and obtained service antenna distances < 30 meters, and RSCP values ​​ranging from - 90 dBm — 80 dBm gilts. And the investment cost for building an indoor network is 1.2 billion rupiah per year and the profit is around 5 billion rupiah, which is a reference for profitable business projections.