DETAIL KOLEKSI

Penanganan longsoran proyek jalur ganda st batu tulis - lintas bogor - sukabumi pada sta 5 + 550


Oleh : Budi Purnomo Setiawan

Info Katalog

Pembimbing 3 : Budi Purnomo Setiawan

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Muhammad Zaki

Pembimbing 2 : Darmawan Pontan

Kata Kunci : avalanche, cost efficiency, plaxis method

Saat ini file hanya dapat diakses dari perpustakaan.

Status : Lengkap

D Dalam pengerjaan proyek St. Batu Tulis – Lintas Bogor – Sukabumi STA 5+550, tantangan yang cukup signifikan muncul dalam bentuk longsoran tanah selama konstruksi. Longsor di daerah tersebut disebabkan oleh penurunan tanah yang cukup besar, yang diakibatkan oleh ketidakstabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Gangguan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perencanaan konstruksi, terutama dalam hal pertimbangan biaya. Penelitian ini melakukan analisis perbandingan stabilitas lereng timbunan asli dan lereng yang diperkuat dengan bronjong (berukuran panjang 2 meter x lebar 1 meter x tinggi 0,5 meter), turap (tipe W-400 A-1000), dan tiang bor (ukuran D600). Untuk menilai stabilitas lereng yang ada, sangat penting untuk menentukan faktor keamanan (SF) dan deformasi lereng di bawah beban yang diterapkan. Analisis dimulai dengan menggunakan program Plaxis 8.6, dengan memasukkan semua data parameter tanah. Nilai faktor keamanan adalah 1,67 untuk lereng kombinasi bronjong-tiang bor, 1,62 untuk lereng yang diperkuat dengan turap, dan 1,63 untuk lereng yang diperkuat dengan tiang bor. Perkiraan biaya untuk perkuatan lereng adalah sebagai berikut: Rp 3.525.789.199,92 untuk turap, Rp 2.180.309.258,00 untuk kombinasi tiang bor-gabion, dan Rp 6.689.603.822,00 untuk tiang bor saja. Anggaran untuk perkuatan lereng dengan bronjong terbukti lebih ekonomis sebesar Rp 1.345.479.941,92 dibandingkan dengan turap dan Rp 4.509.294.564,00 dibandingkan dengan tiang bor. Pemilihan metode perkuatan lereng dengan bronjong didasarkan pada analisa biaya, dengan mengutamakan biaya yang lebih rendah dengan tetap menjamin kelayakan konstruksi. Kelebihan penggunaan bronjong adalah harga yang ekonomis, fleksibilitas, metode konstruksi yang sederhana, dan dapat diproduksi dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan kekurangan bronjong adalah bahan dari kawat berlapis galvanis umumnya tidak tahan pada kondisi air dengan kadar garam yang tinggi atau kadar asam yang tinggi serta konstruksi bronjong membutuhkan area yang luas karena ukurannya yang besar. Sedangkan kelebihan dari konstruksi turap sheet pile adalah tahan terhadap korosif, dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dan memiliki kinerja yang sangat baik sedangkan kekurangannya adalah turap sheet pile tidak cocok digunakan untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan membutuhkan luas penampang material turap yang besar. Selain itu, turap beton ini juga tidak cocok digunakan pada tanah yang banyak mengandung bebatuan, karena sulit untuk dipancang.

I In the execution of the St. Batu Tulis – Lintas Bogor – Sukabumi STA 5+550 project, a significant challenge emerged in the form of an avalanche during construction. Landslides in the area were attributed to substantial land subsidence, resulting from the destabilization of the soil or rocks comprising the slope. This disruption had a notable impact on construction planning, particularly in terms of cost considerations. This study conducted a comparative analysis of the stability of the original embankment slope and slopes reinforced with gabions (measuring 2 meters in length x 1 meter in width x 0.5 meters in height), sheet piles (type W-400 A-1000), and bored piles (size D600). To assess the stability of the existing slope, it was essential to determine the safety factor (SF) and slope deformation under applied loads. The analysis commenced with the utilization of the Plaxis 8.6 program, incorporating all soil parameter data. The safety factor values were 1.67 for the gabion-bored pile combination slope, 1.62 for the sheet pile-reinforced slope, and 1.63 for the bored pile-reinforced slope. The estimated costs for slope strengthening were as follows: IDR 3,525,789,199.92 for sheet piles, IDR 2,180,309,258.00 for bored pile-gabion combination, and IDR 6,689,603,822.00 for bored piles alone. The budget for slope reinforcement with gabions proved more economical by IDR 1,345,479,941.92 compared to sheet piles and IDR 4,509,294,564.00 compared to bored piles. The selection of the reinforcement type was based on a cost analysis, prioritizing lower expenses while ensuring the feasibility of construction. The advantages of using gabions are economical prices, flexibility, simple construction methods, and can be produced with sizes tailored to the needs in the field and the disadvantages of gabions are materials from galvanized coated wire are generally not resistant to water conditions with high salt content or high acid content and gabion construction requires a wide area due to its large size. While the advantages of sheet pile reinforcement construction are resistant to corrosive, can last for a long period of time and has a very good performance while the disadvantages are sheet pile is not suitable for holding very high soil because it will require a large cross-sectional area of sheet pile material. In addition, this concrete sheet pile is also not suitable for use in soils that contain a lot of rocks, because it is difficult for piling.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?