DETAIL KOLEKSI

Perbaikan kualitas pada produk L/S D6L LYR Hoody Style F1092 tipe 206082 dengan menggunakan Metode Six Sigma dan pendekatan Fuzzy SPC di PT. Pan Brothers tbk.

5.0


Oleh : Kresna Wardhana K.

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2006

Pembimbing 1 : Johnson Saragih

Pembimbing 2 : Rina Fitriana

Subyek : Garment manufacture - Quality control;Six sigma (Quality control standard);Fuzzy systems

Kata Kunci : quality improvement, Six Sigma Method, Fuzzy

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2006_TA_TI_06302184_Halaman-Judul.pdf 25
2. 2006_TA_TI_06302184_Bab-1.pdf 6
3. 2006_TA_TI_06302184_Bab-2.pdf
4. 2006_TA_TI_06302184_Bab-3.pdf
5. 2006_TA_TI_06302184_Bab-4.pdf
6. 2006_TA_TI_06302184_Bab-5.pdf
7. 2006_TA_TI_06302184_Bab-6.pdf
8. 2006_TA_TI_06302184_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2006_TA_TI_06302184_Lampiran.pdf

P PT. Pan Brothers, Tbk merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang garmen. Produk - produknya berupa pakaian dan celana. Oleh karena itu, kualitas yang bagus dari produk atau jasa sangat penting untuk mengurangi biaya rework, scrap, return dan claim dari pelanggan. Namun kenyataannya masih terdapat produk cacat dengan jumlah yang cukup besar. Maka diperlukan suatu pendekatan untuk melakukan perbaikan kualitas yang berkesinambungan , yaitu dcngan mcnggunakan mctodc Six Sigma.Mctodc Six Sigma ini bcrtujuan untuk mcngidcntifikasi dan mcnganalisa jenis cacat padaproduk , memberikan usulan perbaikan dan penerapan Six Sigma dengan pendekatan logika Fuzzy SPC pada tahap Measure dan Control serta pendekatan logika Fuzzy FMEA pada tahap Analyze dalam siklus DMAIC berdasarkan hasil pengamatan kepada perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas pada produk - produk yang dihasilkan .Dari pengolahan data yang yang dilakukan, tahap yang pertama kali dilakukan adalah tahap Define, dimana dilakukan penanga.nan masalah dengan mempriorita.skan pa.da produk yang paling bermasalah yaitu LIS D6L LYR Hoody Style F l 092 tipe 206082 dengan buyer Cham1ing dengan persentase cacat terbesar. Pada tahap Measure , diidentifikasin CTQ yang terdiri dari A (fabric defect/ cacat bahan), B (shadinglbelang), C (foreign materiallbenang asing), D I (raw edgeljahitan jebol), D2 (wrong position/salah posisi/salah membuat pola pada kain), D3 (unbalanceltinggi rendah) , E (stitchingljahita.n), El (broken/skip (putusnoncat)), E2 (pleat/pucker (lipatlkerut)) , E3 (run off repairljahita.n meleset/sambungan tidak berhubungan), E4 (tight tention/jahitan kencang atau kendor), E5 (slanted/unstraight (miring/tidal< lurus)), E6 (wavylbergelombang), F (missing/wrong position (ketinggala.n/salah posisi)), Fl (label), F2 (buttonlkancing), F3 (zipper/resleting), F4 (bartack), G (measurementlukuran) , H (cleanliness), Hl (dirtylkotor), H2 (oil stain/ noda minyak), dan H3 (trimminglbenang tidak bersih). Dari CTQ tersebut, terdapat empat CTQ yang menjadi prioritas penanganan masalah ya.itu El (broken/skip (putusnoncat)), D3 (unbalance/tinggi rendah), E2 (pleat/pucker (lipat/kerut)), dan E5 (slanted/unstraight (miring/tidal< lurus)). Dari perhitungan yang dilakukan pada data atribut dengan Fuzzy SPC maka diketahui bahwa terdapat data yang out of control yaitu sampel ke-34. Kemudian didapatkan pula nila.i DPMO dan tingkat sigma, ya.itu 91000 dan 2,83. Tahap selanjutnya ya.itu Analyze , dilakukan analisa penyebab ter:jadinya kegagalan dengan brainstorming dan menggunakan diagram Ishikawa yang kcmudian dilanjutkan dcngan pcrhitungan RPN (Risk Priority Number) dcngan pcndckatan logika.fitzzy FMEA schingga usaha pcrbaikan difokuskan pada penycbab kegagalan yang memiliki kalcgori f-RPN tcrbcsar (FRPN = 649), yaitu E2 (pleat/pucker (lipatlkcrut)) . Pada tahap Improve, prioritas pcnyclcsaian masalah adalah operator bckerja tanpa mcmpcrdulikan jenis bahan yang mcmcrlukan pcnanganan khusus, bahan kurang lama dirclaksasikan scbclum dijahit, dan Jarang mcmbuat pcrjanjian hitam diatas putih dcngan buyer mcngenai jenis kain. Usaha pcrbaikannya antara lain memberikan himbauan sebelum bekerja, setelah melalui proses cutting, kain yang memerlukan penanganan khusus direlaksasikan ± l hari, dan Menyimpan semua arsip - arsip perjanjian. Kemudian pada tahap Control, dilakukan implementasi terhadap usulan perbaikan dengan menggunakan Fuzzy SPC kembali sehingga didapatkan tidak ada data yang out of control . Kemudian didapatkan nila.i DPMO dan tingkat sigma adalah 60600 dan 3,05.Hasil implementasi terhadap usulan perbaika.n tersebut menunjukkan terjadinya peningkata.n level sigma (7,77 %) dan penurunan DPMO (33,41 %). Serta terjadi peningkatan basil output untuk grade A menjadi 132 baju dan terjadi penurunan hasil output untuk grade B dan C mcnjadi 193 dan 5 baju. Hal ini mcmbuktikan bahwa pcrusahaa.n mampu mengurangi terjadinya tingkat kcgagalan I produk cacat.

P PT . Pan Brothers, Tbk is manufacturing company running in garment industry . The company is producing clothes and pants. That's why quality of products and services are very important to decrease reworked cost, scrap, return, and claim from customers . But, in fact, there are a lot of failured products that happened in great number. So that needed approach to do the continuity of quality improvement by using method of Six Sigma.The purpose of Six Sigma method is to. identify and analyze defect in product,giving the implementation of Six Sigma method and Fuzzy SPC logic approach for measure and control phase also Fuzzy FMEA logic approach for analyze phase in DMAJC cycle pursuant to research result to company so that improving the quality of company product.From the data processing that have done, the first step is Define phase, that will bedone problem solving by set a priority to LIS D6L LYR Hoody Style Fl 092 type 206082 Charming that has the biggest defect percentage. At Measure phase, the CTQ are being identify, consisting of A (fabric defect), B (shading), C (foreign material), Dl (raw edge), D2 (wrong position), D3 (unbalance), E (stitching), El (broken/skip), E2 (pleat/pucker), E3 (run off repair), E4 (tight tention), ES (slanted/unstraight), E6 (wavy), F (missing/wrong position), Fl (label), F2 (button), F3 (zipper), F4 (bartack), G (measurement), H (cleanliness), HI (dirty), H2 (oil stain), and H3 (trimming). From some CTQ, got four CTQ becoming the problem solving priority, they are El (broken/skip), D3 (unbalance), E2 (pleat/pucker), and ES (slanted/unstraight). From the calculation of attribute data using Fuzzy SPC, got an out of control data in sample - 34. The value of DPMO and sigma level are 9100 and 2,83. The next phase is Analyze, analysis performed in order to sort out the main cause of failure with brainstorming and use Ishikawa diagram which was later continued with calculation of RPN (Risk Priority Number) with approach of FMEA fuzzy logic so that improvement quality can be focused on cause of failure which has the biggest FRPN category (FRPN = 649), which is E2 (pleat/pucker) . In the Improve phase, priority of solving problem are the lack of knowledge from the operator about kind of fabric that need specific treatment, the fabric doesn 't have enough relaxation time before get into sewing process, and the company didn't make a specific contract about kind of fabric that will be used. The improvement are giving a briefing to operator before work and warn them not to make any mistake, after do a cutting process, the fabric must be have relaxation time about± 1 day, and keep all the contracts. Then in Control phase, the implementation for improvement proposal should be done using Fuzzy SPC in order to have no out of control data and make sure the process is stable. Then, get a value ofDPMO and sigma level which are 60600 and 3,05.Implementation result to the improvement proposal show an increasing sigma level(7,77 %) and degradation ofDPMO value (33,41 %). Also get an increasing of output for Grade A become 132 clothes and degradation of output for Grade B and C become 193 and 5 clothes. This prove that the company be able to handle and decrease of failure mode or product.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?