DETAIL KOLEKSI

Kajian kualitas perairan Teluk Jakarta menggunakan Bio-Indikator Fitoplankton

0.0


Oleh : Listari Carolina Sitepu

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2005

Pembimbing 1 : Herman Haeruman

Pembimbing 2 : Melati Ferianita Fachrul

Subyek : Water quality - Measurement;Water - Pollution;Phytoplankton populations - Teluk Jakarta

Kata Kunci : Jakarta Bay, fitoplankton, pollutan, river, Mouth, Sea

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2005_TA_TL_08200039_Halaman-Judul.pdf 16
2. 2005_TA_TL_08200039_Bab-1.pdf 3
3. 2005_TA_TL_08200039_Bab-2.pdf
4. 2005_TA_TL_08200039_Bab-3.pdf
5. 2005_TA_TL_08200039_Bab-4.pdf
6. 2005_TA_TL_08200039_Bab-5.pdf
7. 2005_TA_TL_08200039_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2005_TA_TL_08200039_Lampiran.pdf

T Teluk Jakarta merupakan perairan yang sangat subur sebagai akibat dari pasokan nutrien yang sangat melimpah dari limbah domestik dan industri. Adanya berbagai macam tekanan terhadap lingkungan laut, menyebabkan kondisi perairan Teluk Jakarta mengalami kemuduran sepanjang tahun. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi perairan Teluk Jakarta dengan mempelajari kelimpahan dan struktur komunitas fitoplankton yang meliputi keanekaragaman, kemerataan, dominansi, saprobitas dan pola penyebaran. Penelitian dilakukan pada bulan September 2004 - Januari 2005. Pengambilan contoh air dilakukan 2 kali yaitu pada tanggal 11 Oktober 2004 dan 23Desember 2004 di Teluk Jakarta bagian tengah ke timur. Pengambilan contoh air dilakukan di 5 lokasi yang berbeda dan setiap lokasi dibagi menjadi 3 stasiun pengamatan yang mewakili sungai, muara dan laut. Parameter yang diamati meliputi suhu, pH, salinitas, kecerahan,arus dan kelimpahan fitoplankton. Pengamatan contoh fitoplankton dilakukan dengan metode pencacahan menggunakan Sedwick Rafter Counting Cell. Pencacahan dan perhitungan fitoplankton dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Perikanan Laut pada tanggal 13 Oktober 2004 - 30 Oktober 2004 untuk pengamatan contoh pertama dan kedua pada tanggal 27 Desember 2004 - Januari 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Teluk Jakarta ditemukan 42 jenis fitoplankton dari kelompok Diatom terdiri dari (21 jenis) dan non-Diatom masing-masing dari klas Chlorophytha (3 jenis ), klas Cyanophyta (4 jenis), klas Dynoflagellata (8 jenis) dan klas Titinidae sebanyak (6 jenis ). Kelimpahan fitoplankton tertinggi pada Oktober adalah perairan sungai di Marunda sebesar l.400.487.000 sel/m'. Tingginya kelimpahan fitoplankton dipengaruhi oleh sungai Blencong yang banyak membawa nutrisi untuk fitoplankton ke perairan sungai Marunda ini. Kelimpahan fitoplankton terendah pada Oktober adalah perairan laut Muara Tawar sebesar l.550.108,287sel/m3. Rendahnya fitoplankton disebabkan tingginya suhu akibat adanya limbah panas oleh PLTU Muara Tawar. Sedangkan kelirnpahan tertinggi pada Desember adalah laut Sunter sebesar2.668.117.674 sel/nr'. Tingginya kelirnpahan fitoplankton disebabkan debit air yangbesar mendorong nutrien dan fitoplankton yang berasal dari sungai menuju laut Sunter. Kelimpahan terendah terdapat di perairan muara di Cibitung Bekasi Laut sebesar3. 814.148 sel/nr'. Indeks keanekaragaman pada Teluk Jakarta rata-rata berkisar antara sedang sampai rendah yaitu antara 0,699 - 1,786. Sementara indeks kemerataan cenderung mendekati 0 berarti kemerataan fitoplankton rendah. Karena adanya dominansi jenis fitoplankton relatif tinggi, yang ditunjukkan oleh indeks dominansi mendekati 1 berarti dominansi tinggi. Indeks Saprobitas cenderung menunjukkan perairan berada pada kategori tercemar sedang sampai sangat berat. Sedangkan pola penyebaran fitoplankton bersifat seragam karena rata-rata nilai indeks Diversitas Morisita lebih kecil dari 1. Hal ini diduga ditunjukkan adanya dominansi jenis Chaetoceros, Skeletonema dan Stephanophyxis yang mampu bertahan di perairan tercemar.

J Jakarta Bay is fertile waters as caused by overflow of supply nutrien from domestic waste and industry. The pressure toward the estuaries has caused the quality declined throughtout the year of Jakarta Bay. One of the manner to know the condition of Jakarta Bay is by learning about the abundance and structure of phytoplankton community including diversity, evenness, dominance, saprobic and distributing pattern at the water. The research taken place at September 2004 until January 2005. The taking of water samples at 5 different locations and each location is divided to 3 monitoring stations, representing river, mouth and sea. The monitored parameters including temperature, pH, salinity, brightness, current and the abundance of phytoplankton. The monitoring of phytoplankton sample by Sedwick Rafter Counting Cell methode. The amounting and counting of phytoplankton conducted at Badan Penelitian Perikanan Laut laboratory on 13 October 2004 - 30 October 2004 for first monitoring and second monitoring on 27 December 2004 - 18 January 2005. The research results indicate in Jakarta Bay waters found 42 species of phytoplankton from Diatom class of 21 species and non-Diatom class each from Clorophytha class (3 species), Cyanophyta class (4 species), Dynoflagellata class ( 8 species) and Titinidae ( 6 species). The highest abundance of phytoplankton on October is river waters at Marunda as many1.400.487.000 sel/nr'. The-highest abundance of phytoplankton the influence ofBlencong river so many brought of nutrion for phytoplankton to Marunda river waters.The lowest abundance of phytoplankton on October is Muara Tawar sea waters as many1.550.108,287 sel/m''. The lowest abundance of phytoplankton because of high temperature caused the existence of warm waste by PLTU Muara Tawar. The while highest abundance of phytoplankton on December is Sunter Sea as many 2.668.117.674 se1Jm3. . The highest abundance of phytoplankton because big discharge of water to push nutrion an phytoplankton from river to sunter Sea. The lowest abundance of phytoplankton at mouth waters in Cibitung Bekasi Laut as many 3. 814.148 sel/rrr'. Diversity index at Jakarta Bay the range from average to low is between 0,699 - l, 786. The while evenness index inclided approach 1 means high dominance. Saprobic index inclined to shows the waters in exactly polluted category to very polluted. The while distributing pattern is smaller from 1. This shows by existence of dominanse Chaetoceros, Skeletonema and Stephanophyxis can holding out in polluted water

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?