Hubungan lama pemakaian air conditioner (AC) dengan kejadian dry eye syndrome di perusahaan X
L LATAR BELAKANG Karyawan perkantoran yang menghabiskan banyak waktu dalam ruangan air conditioner, seringkali menyebabkan sensasi gatal atau berpasir (benda asing) yang biasa disebut dry eye syndrome. Dry eye syndrome merupakan gangguan dari lapisan air mata akibat defisiensi air mata atau evaporasi berlebihan, yang menyebabkan kerusakan pada permukaan okular interpalpebra dan dikaitkan dengan gejala ketidaknyamanan okular.METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan kepada 86 karyawan pada perusahaan Ptt International Trading Pte, Ltd dikumpulkan dengan pengisian kuesioner dengan menggunakan Ocular Surface Disease Index (OSDI). Analisis data dengan menggunakan analisis univariat, dan analisis bivariat yaitu menggunakan Chi Square dengan menggunakan SPSS for Windows versi 18.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05.HASIL Analisis uji Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan antara lama pemakaian AC dengan kejadian dry eye syndrome mempunyai nilai p=0,000, penggunaan softlens dengan nilai p=0,000, dan lama pemakaian AC dengan derajat dry eye syndrome dengan nilai p=0,000. Berdasarkan usia dengan kejadian dry eye syndrome tidak terdapat hubungan dengan nilai p=0,464 dan pada penggunaan kacamata dengan nilai p=0,152. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama pemakaian AC, dan penggunaan softlens dengan kejadian dry eye syndrome. Sedangkan faktor usia dan penggunaan kacamata tidak terdapat hubungan dengan kejadian dry eye syndrome pada perusahaan Ptt International Trading Pte, Ltd di Jakarta.
B BACKGROUND Office employees who spend a lot of time in the room with air conditioner, often feel itchy or sandy sensation (foreign bodies) at their eyes is commonly called dry eye syndrome. Dry eye syndrome is a disorder of the tear film due to tear deficiency or excessive evaporation, which causes damage in the ocular surface interpalpebra and associated with symptoms of ocular discomfort.METHODS This study is observational analytic with cross-sectional design which involves 86 employees at the company PTT International Trading Pte, Ltd. The data was collected by questionnaires by using the Ocular Surface Disease Index (OSDI). Analysis of the data using univariate analysis and bivariate analysis using Chi Square ie using SPSS for Windows version 18.0 and significance levels were used as 0.05.THE RESULTS Chi-Square analysis showed an association between duration of use AC with dry eye syndrome events which is have value (p = 0.000), the use of contact lenses with a value (p = 0.000), and the use of air-conditioning with the degree of dry eye syndrome, with a value (p = 0.000). While between age and the incidence of dry eye syndrome, there was no correlation with a value (p = 0.464). so that of glasses users, there was no correlation with the incidence of dry eye syndrome with a value of (p = 0.152) CONCLUSION It can be concluded that there is a significant relationship between usage time of air conditioning, and contact lenses usage with dry eye syndrome incidence. While the age and the glasses usage there was no correlation with dry eye syndrome incidence in the company PTT International Trading Pte, Ltd. in Jakarta.