Analisis perubahan saturasi reservoir dan identifikasi masalah pada sumur commingle menggunakan reservoir saturation tool
P Penyelesaian sumur commingle sering kali diterapkan untuk menghasilkan produksi dari beberapa lapisan reservoir sekaligus. Namun, fenomena crossflow, back pressure dan gangguan aliran lainnya dapat terjadi pada sumur -sumur tersebut. Reservoir saturation tool, yang meliputi pulse neutron capture (PNC Sigma) dan water flow log (WFL), merupakan metode yang dapat memberikan informasi penting terkait saturasi fluida di dalam reservoir pada sumur commingle. PNC sering digunakan untuk mengevaluasi dan memantau fluida serta pergerakannya, pengukuran timelapse memungkinkan pemantauan fluida yang efektif di reservoir, sementara WFL mengukur laju alir air di dalam sumur. Dengan menggunakan Reservoir Saturation Tool dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah seperti crossflow atau water breaktrough serta memantau perubahan saturasi pada reservoir selama sumur diproduksikan. Informasi ini sangat berharga untuk mengoptimalkan strategi produksi. Pada penelitian yang dilakukan digunakan data LAS yang akan kemudian diinput pada software interactive ptrophyics (IP). Data LAS yang berasal dari sumur RS-1 dan RS-2 pada lapangan IBG merupakan hasil logging saat sumur dalam keadaan open hole dan cased hole. Menggunakan software IP kemudian dilakukan basic log analysis untuk menuntukan Sxo, Sw saat sumur dalam keadaan open hole, dan Sw yang berasal dari perhitungan sigma. Dari hasil perhitungan Sxo dan Sw saat open hole dan cased hole, kemudian disatukan data tersebut menjadi satu display yang menampilkan timelapse saturasi reservoir untuk melihat perubahan saturasi pada reservoir dari waktu ke waktu. Kemudian untuk melihat bagaimana kejadian yang terjadi didalam sumur selama proses produksi terjadi maka kemudian dilakukan analisa menggunakan WFL yang divalidasi dengan data PLT. Saturasi mula-mula di reservoir pada sumur RS-1 yaitu 5,8% kemudian berubah setelah proses produksi menjadi 21,86% sedangkan sumur RS-2 saturasi berubah dari kedaan awal 4,6% menjadi 36,98%. Pada sumur RS-1 WFL dan PLT menunjukkan kedalaman yang berbeda asal air masuk ke dalam sumur sedangkan pada sumur RS-2 kedua tool tersebut mengindikasi kedalaman yang sama asal air kedalam sumur.
C Commingle well completion is often applied to produce from multiple reservoir layers simultaneously. However, phenomena such as crossflow, back pressure, and other flow disturbances can occur in these wells. The Reservoir Saturation Tool, which includes Pulse Neutron Capture (PNC Sigma) and Water Flow Log (WFL), provides critical information on fluid saturation within commingle wells. PNC is commonly used to evaluate and monitor fluids and their movement; time-lapse measurements allow effective fluid monitoring within the reservoir. In contrast, WFL measures water flow rates within the well. Using the Reservoir Saturation Tool helps identify potential issues such as crossflow or water breakthrough and monitor changes in saturation within the reservoir during well production. This information is invaluable for optimizing production strategies. In this study, LAS data were utilized and inputted into the Interactive Petrophysics (IP) software. The LAS data from wells RS-1 and RS-2 in the IBG field were obtained from logging while the wells were in open hole and cased hole conditions. Using the IP software, basic log analysis was performed to determine Sxo and Sw when the wells were in open hole condition, as well as Sw derived from sigma calculations. The calculated Sxo and Sw data from open hole and cased hole conditions were then integrated into a single display, showing the time-lapse reservoir saturation to observe saturation changes over time. To understand the events occurring within the well during the production process, analysis using WFL validated by PLT data was conducted. The initial reservoir saturation in well RS-1 was 5.8%, which changed to 21.86% after production, while in well RS 2, the saturation changed from an initial 4.6% to 36.98%. In well RS-1, WFL and PLT indicated different depths of water entry into the well, whereas in well RS-2, both tools indicated the same depth of water entry into the well.