DETAIL KOLEKSI

Usulan perbaikan sistem distribusi dan transportasi BBM dari depot ke SPBU dengan menggunakan distribution requirement planning (DRP) di depot Pertamina Tasikmalaya

0.7


Oleh : Irma Kusumaningrum

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2011

Pembimbing 1 : Sumiharni Batubara

Pembimbing 2 : Rahmi Maulidya

Subyek : Production planning;Mathematical optimization;Material requirements planning;Inventory control

Kata Kunci : distribution, transportation, distribution requiment planniing, drp, PT depot pertamina tasikmalaya

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2011TA_TI_06307066_1_Halaman-Judul.pdf
2. 2011TA_TI_06307066_2_Bab-1.pdf 6
3. 2011TA_TI_06307066_3_Bab-2.pdf
4. 2011TA_TI_06307066_4_Bab-3.pdf
5. 2011TA_TI_06307066_5_Bab-4.pdf
6. 2011TA_TI_06307066_6_Bab-5.pdf
7. 2011TA_TI_06307066_7_Bab-6.pdf
8. 2011TA_TI_06307066_8_Bab-7.pdf
9. 2011TA_TI_06307066_9_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2011TA_TI_06307066_10_Lampiran.pdf

I Industri perminyakan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam memuaskan konsumen. Perusahaan yang mampu bertahan adalah perusahaan yang dapat memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu. Perusahaan harus memperhatikan kelancaran sistem distribusinya sehingga memenuhi permintaan konsumen secara tents menerus. Permasalahan Depot Pertamina Tasikmalaya adalah tidak dapat memenuhi permintaan dan keterlambatan pengiriman BBM dari Depot Tasikmalaya ke SPBU yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah mobil tanki. Bila permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar, karena pada tahun 2010 telah terjadi pcningkatan jumlah SPBU dari 50 SPBU menjadi 80 SPBU. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah BBM yang hams disediakan oleh Depot Pertamina Tasikmalaya berdasarkan kebutuhan harian masing — masing SPBU, menentukan rute pengiriman BBM dari Depot Tasikmalaya ke SPBU yang dapat meminimasi ongkos dan menentukan jadwal pengiriman BBM dari Depot Tasikmalaya ke SPBU. Penelitian ini diawali dengan melakukan peramalan kebutuhan BBM (solar dan premium) pada 80 SPBU. Berdasarkan metode DRP (Distribution Requirement Planning), hasil peramalan selama satu minggu ke depan pada masing masing SPBU akan menjadi kebutuhan BBM yang harus disediakan oleh Depot Pertamina Tasikmalaya. Setelah didapat jumlah yang dibu-tuhkan oleh masing — masing SPBU kemudian ditentukan rute pengiriman dengan menggunakan algoritma Djikstra. Hasil algoritma Djikstra hanya menampilkan rute yang harus dilalui oleh mobil tanki dari Depot ke SPBU. Rute yang terpilih merupakan rute dengan ongkos transportasi minimum. Kemudian dilakukan penjadwalan penugasan mobil tanki dengan menggunakan penjadwalan berdasarkan aturan waktu tempuh terpanjang (Longest Processing Time) untuk mendapatkan waktu selesai pengiriman yang hampir sama pada setiap mobil tanki yang ditugaskan. Hasil penelitian dengan menggunakan metode DRP (Distribution Requirement Planning), Depot Pertamina Tasikmalaya memperkirakan kebutuhan pada hari minggu untuk bahan bakar premium sebesar 1022.4 kilo liter, untuk bahan bakar solar sebesar 511.7 kilo liter yang merupakan kebutuhan hari senin pada 80 SPBU. Sebelum menggunakan algoritma Djikstra jarak yang harus ditempuh untuk mengirim bahan bakar solar kc SPBU sebesar 2.479 km, setelah menggunakan algoritma Djikstra sebesar 1.675.83 km sehingga terjadi penghematan jarak tempuh sebesar 803.14 km dan pengurangan ongkos transportasi sebesar Rp 903.533,00. Berdasarkan hasil penjadwalan penugasan mobil tanki didapatkan bahwa 90% waktu selesai pengiriman sama pada semua mobil tanki, walaupun persen keterlambatan tidak dapat dihindarkan.

P Petroleum industry has tighten competition to satisfy customer. Company which can persist is company which can satisfy customer timely. It must consider to smoothing its distribution system so it can meet customer demand continually. Problem of Depot Pertamina Tasikmalaya is can meet demand and delayed delivery of BBM from Depot Tasikmalaya to SPBY which caused with limitation total of fleet. If this problem not overcome immediately, it will cause large problem, because in 2010 occur increasing total SPBU from 50 SPBU become 80 SPBU. This study is designed to determine total of BBM which must supplied by Depot Pertamina Tasikmalaya based on daily requirement for each SBPU, determine delivery route of BBM from Depot Pertamina Tasikmalaya to SBPU which can minimize cost and determine scheduling of delivery BBM from Depot Pertamina Tasimalaya to SBPU. Previously, this study is conducted using forecast to BBM requirement (solar and premium) in 80 SBPU. Based on DRP (Distribution Requirement Planning) method, forecast result during next week for each SBPU will become BBM requirements which must supplied by Depot Pertamina Tasikmalaya. After is obtained total requirement to each SBPU, then determined delivery route using Djikstra Algorithm. Result of Djikstra Algorithm is only display route which must travelled by fleet and Depot to SBPU. The selective route is route with minimum transportation cost. Then is performed scheduling to fleet assignment using scheduling based on longest distance to obtain balanced workload for each truck. Result of study using DPR (Distribution Requirement Planning) method, Depot Pertamina Tasikmalaya predicts requirement premium fuel for Sunday is 102.4 kilo litter, to solar fuel is 511.7 kilo litter as requirement for Monday in 80 SPBU. Before using Djikstra Algorithm method a travelled distance to convey solar fuel to SBPU is 2,479.0 km, after using Djikstra Algorithm is 1,675.83 km, so occur saving travelled distance is 803.14 km and decreasing transportation cost is Ro. 903,533.00. From scheduling fleet assignment is obtained dividing same workload for each truck about 90%, although delaying percentage can't avoid.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?