DETAIL KOLEKSI

Lesi-lesi mukosa mulut yang dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah sirih pada penduduk desa Tial, Maluku Tengah


Oleh : Imelda Ongkiwijaya

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.31 IME l

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2013

Pembimbing 1 : Andrian Nova Fitri

Subyek : Oral medicine

Kata Kunci : betel quid chewing habit, oral mucosal lesions, oral submucous fibrosis

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2013_TA_KG_04009091_Halaman-judul.pdf 11
2. 2013_TA_KG_04009091_Lembar-pengesahan.pdf 1
3. 2013_TA_KG_04009091_Bab-1-Pendahuluan.pdf 4
4. 2013_TA_KG_04009091_Bab-2-Tinjauan-pustaka.pdf 36
5. 2013_TA_KG_04009091_Bab-3-Kerangka-teori,-konsep,-dan-hipotesis.pdf 6
6. 2013_TA_KG_04009091_Bab-4-Metode-penelitian.pdf 18
7. 2013_TA_KG_04009091_Bab-5-Hasil-penelitian.pdf 21
8. 2013_TA_KG_04009091_Bab-6-Pembahasan.pdf 21
9. 2013_TA_KG_04009091_Bab-7-Kesimpulan-dan-saran.pdf 3
10. 2013_TA_KG_04009091_Daftar-pustaka.pdf 3
11. 2013_TA_KG_04009091_Lampiran.pdf 24

K ebiasaan mengunyah sirih merupakan kebiasaan yang tersebar luas pada penduduk Desa Tial, Maluku Tengah. Kebiasaan ini telah lama dihubungankan dengan timbulnya kelainan-kelainan pada mukosa mulut penyirih. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan melakukan survey dan dengan sampling konsekutif untuk mendapat gambaran tentang lesi mukosa mulut dan besamya prevalensi dari lesi tersebut pada penduduk Desa Tial, Maluku Tengah. Hasil Penelitian : Dari 50 subyek yang diperiksa, semuanya wanita, usia mulai 20-80 tahun, rata-rata 64,24 tahun. Rata­ rata lama kebiasaan makan sirih adalah 15,2 tahun, rata-rata frekwensi makan sirih adalah 5,0 sehari, rata-rata lama mengunyah 11,3 menit. Empat belas subyek (28%) tidak ditemukan lesi pada mukosa mulutnya, tiga puluh enam subyek (72%) ditemukan lesi pada mukosa mulutnya berupa mukosa penyirih, preleukoplakia, leukoplakia, oral submukus fibrosis, black hairy tongue, sedangkan kanker mulut tidak ditemukan. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan mengunyah sirih yang meliputi lama kebiasaan, frekwensi mengunyah sirih, durasi mengunyah sirih dengan lesi yang timbul pada mukosa penyirih.

T he habit of betel quid chewing is a widespread. Custom among the inhabitant in villagers Tial, Middle Mollucas. This habit has long been clearly associated with occurance of oral mucosa! lesions. Methods : this research is a descriptive observasional research with survey and concecutive sampling to get an overview of oral mucosa! lesions and the magnitude of the prevalence of these lesions in villagers Tial. Results : based on the 50 subjects studied, all of was woman, age of 20-80 years, mean age is 64.24 years, mean duration of the betel quid chewing habit is 15.2 years, mean frequency of the betel quid chewing is 5.o times per day, mean length of chewing is 11.3 minutes. Fourteen subjects (28%) did not show any oral mucosa! lesion, thirty six subjects (72%) showed oral mucosa! lesions in the form of betel chewer's mucosa, preleukoplakia, leukoplakia, oral submucous fibrosis, black hairy tongue, while oral cancer was not seen. Conclusions : there is correlation between betel quid chewing habit that include duration of the betel quid chewing habit, frequency of the betel quid chewing, length of chewing with occurance of oral mucosa! lesions.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?