Hubungan nyeri leher dengan status profesionalisme pemain alat musik tiup tuba : kajian pada kelompok marching band di Jakarta
L atar belakang: Keluhan yang sering dirasakan oleh pemain alat musik tuba yaitu nyeri leher. Hal ini dapat disebabkan oleh posisi tubuh yang salah, gerakan berulang-ulang, dan beban alat musik tuba tersebut. Seorang pemain profesionalsecara alamiah menggunakan posisi tubuh yang benar ketika bermaindibandingkan dengan pemain bukan profesional. Tujuan : Untuk mengetahuiadanya hubungan nyeri leher dengan status profesionalisme pemain alat musiktiup tuba pada kelompok marching band di Jakarta terkait dengan posisi leherterhadap tuba. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan observasionalpotong silang dengan kuesioner neck outcome score (NOOS) yang sebelumnyatelah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Kuesioner ini dibagikan kepadapemain pria atau wanita yang aktif bermain tuba selama 1 tahun dan tidak pernahmengalami cedera/trauma pada area leher sebelumnya. Hasil: Statusprofesionalisme memiliki korelasi yang signifikan terhadap usia (rs = -0,516),jumlah jam latihan perhari (rs = -0,453), pemanasan (rs = 0,447) dan pendinginan(rs = 0,663) di sekitar otot leher, kaku leher ketika bangun di pagi hari (rs =0,449), nyeri leher ketika berbaring (rs = -0,437), tingkat nyeri leher ketikamelakukan pekerjaan rumah (rs = -0,619), ketika mengunjungi keluarga, teman,atau rekan kerja (rs = -0,499), dan dapat melakukan fisik dengan cara yangdiinginkan (rs = -0,456). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanyakorelasi yang signifikan antara status profesionalisme terhadap nyeri leher padapemain alat musik tiup tuba pada kelompok marching band di Jakarta.
B ackground: Complaints that are often felt by tuba players is neck pain. This isbecause use a wrong posture, doing repetitive movements, and the loading fromtuba musical instrument. Naturally, a professional player can use the correctposture when playing instrument compared to non-professional players.Objectives: To find out the relationship between neck pain and the professionalstatus of the tuba wind instrument players in the marching band group in Jakartarelated to the position of the neck against tuba. Methods: This study use a crosssectional observational design with a neck outcome score (NOOS) questionnairewhich had previously been tested for validity and reability. This questionnaire wasdistributed to male and female players who actively played tuba for 1 year andhad never experienced injury/trauma to the neck area before. Results: The statusof profesisionalism has a significant correlation with age (rs = -0,516), amount ofhours of exercise per day (rs = -0,453), warming up (rs = 0,447) and cooling down(rs = 0,663) around the neck muscles, neck pain when lying down (rs = -0,437),neck pain when doing chore (rs = -0,619), when visiting family, friends, orcoworkers (rs = -0,499), and can do physical derired way (rs = -0,456).Conclusions: This research shows that there is a significant correlation betweenprofessinalism status on neck pain in tuba wind instrument players of themarching band group in Jakarta.