DETAIL KOLEKSI

Taman wisata sejarah budaya Ratu Boko Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (the historical culture park of Ratu Boko at Sleman, DIY)


Oleh : Verly Indah Natalia

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2001

Pembimbing 1 : Abdul Chalim

Pembimbing 2 : Muharam Enton

Subyek : Recreation - Designs and plans;Historic districts - Designs and plans

Kata Kunci : Javanese, Hindu Java, historical culture, archaelogical

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2001_TA_SAL_08196092_Halaman-Judul.pdf 5
2. 2001_TA_SAL_08196092_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2001_TA_SAL_08196092_Bab-1_Pendahuluan.pdf 6
4. 2001_TA_SAL_08196092_Bab-2_Studi-Kepustakaan,-Studi-Banding....pdf
5. 2001_TA_SAL_08196092_Bab-3_Identifikasi-Potensi-dan-Kendala.pdf
6. 2001_TA_SAL_08196092_Bab-4_Program-Kebutuhan.pdf
7. 2001_TA_SAL_08196092_Bab-5_Konsep-Perancangan-Lansekap.pdf
8. 2001_TA_SAL_08196092_Bab-6_Rancangan-Lansekap.pdf
9. 2001_TA_SAL_08196092_Daftar-Pustaka.pdf 2
10. 2001_TA_SAL_08196092_Lampiran.pdf

T aman Wisata Sejarah Budaya Ratu Boko merupakan suatu tempat yang dirancang dengan mengambil setting / latar belakang legenda Keraton Ratu Boko, yang berlokasi di Jalan Prambanan — Piyungan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Dati lt Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas 23 hektar. Berdasarkan lokasi dan legenda tersebut maka tema yang diambil adalah taman legenda, di mana tapa ini mempunyai keterkaitan legenda dengan Candi Prambanan dan Candi Sewu.Konsep yang diterapkan dalam perancangan lansekap Taman Wisata Ratu Boko adalan konsep dasar filosofi budaya Jawa Tengah yang meliputi konsep ruang, bentuk, sirkulasi, tata hijau, dan utilitas. Konsep Jawa yang dimaksud disebut “Kiblat Papat Kalimo Pancer” yang merupakan orientasi empat arah mata angin dengan satu pusat di tengahnya yang diyakini mempunyai kekuatan yans dapat mempengaruhi kehidupan maniisia. Konsep lain yang dipergunakan adalah konsep pembagian ruang pada bangunan HinduJawa, yaitu konsep triloka yang terdiri dari tiga hirarki ruang (Swahloka, Bhuwahlok , Bhurloka).Permasalahan dalam perancangan aman Wisata Sejarah Budaya Ratu Boko adalah temperatur yang tinggi, keadaan solum tanah yang tipis di beberapa area, dan sirkulasi tapak yang tidak jelas. I.etak kawasan Ratu Boko berdekatan dengan objek wisata sejarah budaya lainnya dan memiliki pemandangan alam sekitarnya yang menarik.Kawasan Wisata Sejarah Budaya ratu Boko terbagi menjadi tiga area, yaitu area profan, area transisi, dan area sakral. Pada area profan (bersifat publik) terdapat area penerima, area pasar seni budaya, dan area penunjang. Pada area transisi (area peralihan / semi publik) terdapat fasilitas- fasilitas yang menggambarkan kisah legenda Keraton Ratu Boko. Pada area sakral (bersifat privat) terdapat sebaran situs, taman, meditasi, dan menara pandang.Taman Wisata Sejarah Budaya Ratu Boko merupakan salah satu tempat wisata yang berotientasi pada peninggalan arkeologis dan ragam kesenian budaya tradisional masyarakat setempat. Kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan cagar budaya sesuai dengan Undang-undang No.5 Tahun 1992, yang berfungsi sebagai wadah penelitian, pendidikan, serta untuk memperkenalkan bermacam-macam hasil kerajinan dan kesenian budaya tradisional Jawa Tengah.

T he Historical Culture Park of Ratu Boko is a place designed with the setting of the Legend of Keraton Ratu Boko. This recreation park is located in a twenty-three hectares area at Jalan Prambanan-Piyungan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Dati II Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Based on the location and the legend mentioned above, the theme applied is legendary park. The legend itself is related to Candi Prambanan and Candi Sewu. The concept used in the landscape design of The Ratu Boko Park is the basic concept of Central Java's cultural philosophy, which is contained of space, form, circulation, vegetation, and utility concept. That particular Javanese concept is called "Kiblat Papat Kalimo Pancer", which is a four directional orientation to the four point of compass with a center that is believed to have a strong influence in humans life. Another concept that is used in separating space is the concept applied to many Hindu Java structures, the Triloka concept, which has a hierarchy that defines space into three part (Swahloka, Bhuwahloka, Bhurloka).The problems found in designing the Historical Culture Park of Ratu Boko are the high temperature, the thin earth layer in several areas, and the ineffective circulation. The site of Ratu Boko is adjacent to the other historical cultural recreation object and has an incredible view to the surrounding area.The site of the Historical Culture Park of Ratu Boko is defined into three areas: the profan area, the transition area, and the sacred area. Facilities located in the profan area welcome area, art market, and service area, while faciilities located in the transition area are ones that describes the legend of Keraton Ratu Boko, and in the sacred area, there are distribution of archaeological site, meditation garden and minarets.The Historical Culture Park of Ratu Boko is one of the recreation center that is oriented to the preserve of archaelogical remains and the traditional culture of the people in the area. According to government regulation, Undang-undang No. 5 Tahun 1992, this site is one of the cultural preserve, function as a place for researches, education, and introducing the traditional culture of Central Java.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?