Hubungan antara jumlah koloni jamur di udara dalam ruang perkontoran dengan sindrom bangunan tinggi pada pekerja gedung Departemen Pekerjaan Umum
U dara merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena manusia memnbutuhkan udara untuk bernafas. Tanpa adanya udara manusia tidak dapat bertahan hidup. Manusia di kota besar lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan dibandingkan di luar ruangan.oleh karena itu perlu diperhatikan mengenai kualitas udara dalam ruangan terebut dan kemungkinan terakumulasinya bahan pencemar. Kualitas udara yang uruk dapat menyebabkan suatu sindrom penyakit yang disebut sebagai sindrom bangunan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah koloni jamur dalam ruangan kantor Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta mempunyai hubungan dengan pekerja yang menderita sindrom penyakit diakibatkan oleh kondisi gedung dan kondisi ventilasi pada gedung tersebut. Pada penelitian ini diukur 3 parameter yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruang parameter fisika (suhu dan kelembaban ), parameter kimia dengan memberikan kuesioner standar dari american Thoracic Society. Analisa data dengan menggunakan analisa bivariat dan analisa multivariat untuk mendapatkan suatu hubungan setiap variabel dalam penelitian ini apakah signifikan atau tidak signifikan. Hasil dari penelitian dari 5 ruangan adalah : suhu ruangan : 24-27 derajat C.Kelembaban : 65-82 %, konsentrasi CO2 : 500 - 775 ppm; jumlah koloni jamur : 0-16 koloni, dengan jenis yang dominan adalah Penicillium dan Humicola. Pada 5 ruangan tersebut yang menderita keluhan sindrom bangunan tinggi dengan jenis keluhan terbanyak adalah lelah, sakit kepala, dan pusing. Nillai OR untuk hubungan antara sidrom bangunan tinggi terhadap jamur serta sindrom bangunan tinggi terhadap CO2 adalah 1, 0106 dan 1, 0014. Kesimpulan dari hasil penelitian diatas adalah tidak ditemukan suatu hubungan yang signifikan dengan menggunakan p < 0,05 antara setiap variabel penelitian yang ada walaupun ada dua hubungan yang mendekati signifikan yaitu hubungan antara jamur dan kelembaban serta jamur dengan CO2 . Sedangkan untuk variabel lain nilainya jauh di atas 0,05. Untuk kondisi gedung pada gedung Departemen Pekerjaan Umum dapat dikatakan masih cukup baik karena dari parameter yang ditelitiu masih berada di bawah ambang batas yang ditentukan sedangkan untuk jumlah penderita sindrom bangunan tinggi dari 5 ruangan yang diteliti hanya 2 ruangan yang dapat dikatakan menderita sindrom bangunan tinggi.Kondisi ventilasi, suhu dan kelembaban udara perlu dijaga untuk menekan pertumbuhan jamur dalam ruangan tersebut.