DETAIL KOLEKSI

Evaluasi kepatuhan dokter dalam pelaksanaan clinical pathway sectio caesaria dan kesesuaian biaya dengan koding INA - CBGs

1.5


Oleh : Mochammad Aditya Rachman

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1484

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : Gita Handayani Tarigan

Subyek : Cesarean section

Kata Kunci : clinical pathway, INA-CBGs coding, BPJS, sectio caesarea.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TA_SKD_03015114_Halaman-judul.pdf
2. 2019_TA_SKD_03015114_Pengesahan.pdf
3. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf
5. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-3_Kerangka-konsep.pdf
6. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-4_Metode.pdf
7. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-5_Hasil.pdf
8. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2019_TA_SKD_03015114_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2019_TA_SKD_03015114_Daftar-pustaka.pdf 3
11. 2019_TA_SKD_03015114_Lampiran.pdf

I ndonesia saat ini memasuki era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satu implikasi dari JKN adalah penerapan clinical pathway (CP) melalui tarif paket Indonesia Case Based Group (INA-CBGs) yang menuntut manajemen rumah sakit untuk mampu mengefisiensi biaya dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan rumah sakit, serta melakukan kendali mutu. Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah klinis, dan tahapan pelayanan. Masalah yang paling banyak ditemukan adalah komitmen dokter dalam melengkapi dokumen CP. Padahal kepatuhan dokter dalam pelaksanaan CP akan mempengaruhi kesesuaian biaya tindakan berdasarkan koding yang dibuat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan) dan juga kerugian pada rumah sakit, dan masalah ekonomi pada sistem kesehatan nasional.METODEStudi penelitian ini analitik observasional dengan desain Cross-sectional yang menggunakan data sekunder. Teknik consecutive sampling dipilih untuk menyeleksi berkas rekam medik pasien yang melakukan operasi sectio caesarea di salah satu rumah sakit swasta tipe C khusus selama tahun 2017, dan diambil 151 berkas sebagai sampel penelitian. Data yang diambil adalah kepatuhan dokter dalam pengisian dokumen CP dan kesesuaian biaya dengan koding INA-CBGs. Analisis data menggunakan uji Fisher‟s Exact Test untuk menilai hubungan antara kedua variabel dengan tingkat kemaknaan yang digunakan p<0,05.HASILHasil analisis hubungan antara kedua variabel hasilnya tidak terdapat hubungan antara kepatuhan dokter dalam pelaksanaan clinical pathway pasien sectio caesarea dan kesesuaian biaya dengan nilai p=0,232 (p > 0,05). Menurut hasil wawancara dengan dokter, ketidakpatuhan dokter sebagian besar disebabkan karena adanya penyakit atau komplikasi penyulit dalam tindakan SC, sehingga tidak dapat disamakan dengan kasus tanpa penyulit lainnya. Sementara menurut wawancara dengan manajemen rumah sakit, dengan koding INA-CBGs saat ini keuntungan yang didapatkan rumah sakit dinilai sangat kecil, apalagi bila terdapat ketidaksesuaian biaya akibat ketidakpatuhan dokter.KESIMPULANKepatuhan dokter dalam pelaksanaan clinical pathway sectio caesarea tidak berhubungan dengan kesesuaian biaya koding INA-CBGs pada studi ini.

I ndonesia has started a new scheme on national health insurance. One of the implications of this new era is the implementation of clinical pathway (CP) through the Indonesia Case Based Group (INA-CBGs) package rates that require hospital management to be able to streamline costs and optimize hospital financial management, and carry out quality control. Clinical pathway is a collaborative guideline for treating patients that focuses on diagnosis, clinical problems, and stages of service. But the implementation of clinical pathway is still constrained by many things, the most found from the side of clinical health-service providers is the doctors commitment to follow the guidelines and complete the clinical pathway document. Even though doctor's compliance in the implementation of CP will affect the conformity of financing coding made by the Indonesian Social Security Agency (BPJS Kesehatan) and financial loss for hospital, and national economic burden on the health care system.METHODThe study was an observational analytic with a cross-sectional design that used secondary data. Consecutive sampling technique was used to select patient medical records who performed sectio caesarean surgery at one private hospital type C during 2017, and 151 files were taken as the study sample. The data that collected was doctor's compliance in CP and conformity of financing coding on the INA-CBGs. Data analysis using the Fisher Exact Test to confirm the relation between two variables with the significance level used a p-value < 0.05.RESULTSThe analysis of the relationship between the two variables showed there is no relationship between physician compliance in the implementation of clinical pathways of sectio caesarean patients and the conformity of INA-CBGs financing coding with p value = 0.232 (p> 0.05). According to the interviews with doctors, in-compliance was mostly due to patient problems and complications; it cannot be compared to other cases without complications. Meanwhile, from the perspective of hospital management, with INA-CBGs coding currently the hospitals benefits are considered low, especially if there is cost mismatches due to doctors' in-compliance.CONCLUSIONDoctor compliance in the implementation of clinical pathway sectio caesarea was not related to the conformity of INA-CBGs financing coding in this study.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?