P enyediaan akan air bersih belum sepenuhnya merata di Indonesia, sehingga masyarakat di beberapa daerah khususnya pedesaan harus berjuang mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar dapat bertahan hidup. Itulah yang dialami masyarakat desa laang tanduk yang bermukim di daerah dataran tinggi dengan sumber air yang tidak terjamin kebersihannya. Maka dari itu, pemerintah merencanakan bak tampungan dan jaringan distribusi yang dinilai mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Namun, perlu menganalisa kembali perencanaan yang ada untuk memastikan kebutuhan masyarakat telah terpenuhi dan karena sifatnya yang tidak hanya melihat kualitas dan kuantitas melainkan juga kontiniuitas dengan penduduk yang terus bertambah sehingga perlu untuk menganalisis kebutuhan masyarakat di tahun mendatang. Dari hasil analisa menyatakan, pada tahun 2017 kebutuhan air sebesar 4,062 lt/dt di jam puncak dengan kapasitas tampungan 50 m³ dan terdiri dari pipa berdimensi 2-8 inci serta menghitung pertumbuhan penduduk dengan metode least square yang menyatakan 2861 jiwa penduduk per tahun 2030 dengan kebutuhan air 7,599 lt/dt dengan kapasitas tampungan 95 m³ dan pipa berdimensi 2,5-10 inci. Akibat perbedaan elevasi dan terdapat kehilangan energi yang signifikan menyebabkan perlunya penggunaan pompa di 2 titik. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang ada telah memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih namun di tahun mendatang yaitu pada tahun 2030, baik itu kapasitas tampungan maupun sistem transmisi yang diwadahi oleh pipa dan dibantu oleh pompa tidak relevan lagi sehingga harus diganti dan diperbesar agar masyarakat desa sejahtera.