Hubungan cara persalinan dengan kejadian baby blues pada ibu post partum
M asa setelah melahirkan merupakan masa dimana ibu rentan mengalami perubahan psikis oleh karena perubahan yang dialami selama masa transisinya. Bila peristiwa perubahan psikis ini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagiibu, bayi, serta keluarganya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhiseseorang mengalami perubahan psikis adalah cara persalinan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan antara cara persalinan dengan kejadianbaby blues pada ibu post partum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional pada bulan Juni-Juli 2018 di RSUD Karawang, Jawa barat. Pengambilan data dilakukan dengan metode Consecutive non-probality sampling dengan melibatkan 166 responden.Hubungan cara persalinan dengan kejadian baby blues pada ibu post partum diambil dengan menggunakan wawancara dan kuesioner Edinburgh postnataldepression scale(EPDS). Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan uji Chi-Square dengan batas kemaknaan p <0,05.HASILResponden persalinan operasi sesaria atau alat bantu yang mengalami baby blueslebih banyak (70,5%) dibandingkan dengan persalinan normal (47,9%).Didapatkan hubungan yang bermakna antara cara persalinan dengan kejadianbaby blues pada ibu post partum (p = 0,003). Responden primipara yangmengalami baby blues lebih banyak (67,3%) dibandingkan responden multipara(51,5%). Didapatkan hubungan yang bermakna antara paritas dengan baby blues(p = 0,039). Responden yang berusia 20-35 tahun yang mengalami baby blueslebih banyak (58,4%) dibandingan dengan yang berusia 21-35 tahun (72,4%).Didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara usia dengan kejadian babyblues pada ibu post partum (p = 0,16 ). Terdapat hubungan yang bermakna antara cara persalinan dengan kejadian babyblues pada ibu post partum.
T he post-partum period is a time when the mother is vulnerable to psychic changes due to the changes experienced during her transition. If the event of psychic changes is left out then it will be bad for mothers, babies, and their families. One of the factors that can affect a person experiencing psychic changes is type of birth. This study aims to determine the relationship between the type of birth with the baby blues syndrome on post partum mothers. The type of research used in this study is cross sectional design. It was conductedin June – July 2018 at RSUD Karawang, Jawa Barat. The data were collected byconsecutive non-probality sampling method which involved 166 respondents. Therelationship between the type of birth with the baby blues incidence was measuredusing Edinburgh postnatal depression scale questionnaires (EPDS). Data obtainedwere analyzed using Chi-Square test with p <0.05 significance. Respondents with cesarian section, vaginal extraction or forceps delivery (70.5%)of them experienced baby blues syndrome, this proportion is more than vaginal delivery respondents which was only (47,9%). There was a significant correlation between delivery method and baby blues incidence (p = 0.003). Mothers with one children experienced more baby blues (67,3%) than mothers with two or more children (51,5%). There was a significant correlation between parity and baby blues syndrome (p = 0.039). Mothers aged <20 or >35 years experienced more baby blues (58,4%) compare to mothers aged 21-31 years (72,4%). There was a no significant relationship between age and baby blues syndrome ( p = 0,16). This research showed that there is a relationship between type of birth with babyblues syndrome on post partum.