Hubungan antara suhu ruangan dan sick building sindrome pada karyawan
K emajuan kegiatan dibidang industri dan perkantoran telah terjadi peningkatan atau perkembangan pesat pada perkotaan. Dengan desain bangunan yang bergeser kearah vertikal dengan sistem ventilasi buatan,2 yang bisa menyebabkan penyakit pada karyawan seperti Sick Building Syndrome (SBS). Sick Building Syndrome adalah keadaan yang menyatakan bahwa gedung-gedung industri, perkantoran, perdagangan, dan rumah tinggal memberikan dampak penyakit. Beberapa gangguan kesehatan yang termasuk dalam SBS adalah gangguan kesehatan akut, seperti sakit kepala, iritasi pada mata, hidung atau tenggorokan, batuk kering, kulit kering atau kasar, pusing, mual, sulit berkonsentrasi, mata berair, iritasi kulit, hidung berair, merasa cepat lelah, dll.4,5 SBS dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang utama yaitu ventilasi, suhu ruangan, kelembaban ruangan. Umumnya SBS terjadi pada suhu ruang kerja yang terlalu tinggi.6 pada penelitian sebelumnya didapatkan hasil adanya hubungan atara suhu ruangan dan SBS, namun ada juga yang menunjukan hasil yang tidak berhubungan antara suhu rungan dan SBS. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan besar resiko dampak lingkungan terhadap terjadinya SBS pada karyawan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional atau potong lintang. Subjek penelitian sejumlah 72 orang di Gedung Rektorat Universitas Trisakti, Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2017. Penganbilan atau pemilihan subjek penelitian sebagai sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Total sampling, dan pengukuruan suhu ruangan menggunakan QUESTemp 34. Analisis data menggunakan SPSS for Windows Seven. Didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suhuruangan dengan SBS (p=0,865), dan tidak didapatkan hubungan antara kelembaban dengan SBS. Serta tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan SBS. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suhuruangan dengan SBS (p=0,865), dan tidak didapatkan hubungan antara kelembaban dengan SBS. Serta tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan SBS.
P rogress in industrial and office activities has been increasing or rapid development in urban areas. With a vertical-shifted building design with a ventilation system,2 that can be used in patients such as sick building syndrome (SBS). SBS is a condition that states that industrial buildings, offices, commerce, and residential affects the disease. Some of the health disorders that are included in the illness building syndrome are acute health disorders, such as headaches, irritation of the eyes, nose or throat, dry cough, dry or rough skin, dizziness, nausea, difficulty of study, watery eyes, skin irritation, runny nose, feel tired, etc.4,5 SBS can be used by several main factors namely temperature, humidity, room. Sickness development syndrome occurs at a higher level in research and builds syndrome, but there are also symptoms of illness. Therefore, this study aims to determine a large-scale environment against SBS in employees. This study used an observational analytic study research design with cross-sectional or cross-sectional approach. There were 72 subjects in the Rectorate Building of Trisakti University, Jakarta. Research conducted in July 2017. Selection of research subjects as samples in this study was done by Total sampling technique, and temperature measurement using QUESTemp 34. Data analysis using SPSS for Windows Seven. The results obtained no clear relation between room temperature with SBS (p = 0.865), and did not find the relation between humidity with SBS. And there is no relation between sex with SBS. There was no clear relation between room temperature and SBS (p = 0.865), and found no association between humidity and SBS. And there is no relation between sex with SBS