Hubungan konsumsi kontrasepsi oral kombinasi dengan hipertensi pada wanita usia 30-50 tahun
H ipertensi merupakan penyakit yang lazim ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Riskesdas, perempuan lebih berisiko menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan memiliki prevalensi 28,8%, lebih tinggi daripada laki-laki yang prevalensinya 22,8%. Akseptor kontrasepsi oral di Indonesia, khususnya yang mengandung estrogen dan progesteron, memiliki risiko yang cukup tinggi terkena hipertensi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai dampak dari penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, khususnya hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan konsumsi kontrasepsi oral kombinasi dan indeks massa tubuh dengan hipertensi pada wanita yang berusia 30-50 tahun. Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional bersifat deskriptif analitik dengan desain studi cross-sectional. Metode pemilihan sampel yang akan digunakan non random sampling dengan cara consecutive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2016. Jumlah subyek penelitian yang digunakan berjumlah 98 orang responden, yang telah memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95%. Analisis diolah dengan program SPSS 21.0.Hasil :Dari 98 responden, hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara lama konsumsi kontrasepsi oral kombinasi dengan hipertensi dengan nilai kemaknaan p=0,048 (p<0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan hipertensi dengan nilai kemaknaan p=0,742 (p>0,05). Terdapat hubungan antara lama konsumsi kontrasepsi oral kombinasi dengan hipertesi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan hipertensi.
H ypertension is a common disease found throughout Indonesia. According to Riskesdas, women are more at risk of suffering from hypertension than men. Women have a prevalence of 28.8%, higher than men with a prevalence of 22.8%. Oral contraceptive acceptors in Indonesia, especially those containing estrogen and progesterone, have a high enough risk of developing hypertension. One possible effort is to disseminate information to the public about the impact of long-term use of oral contraceptives, especially hypertension. The purpose of this study was to analyze the relationship between combined oral contraceptive and body mass index with hypertension in women aged 30-50 years. The research design is an observational research that is analytic descriptive with cross-sectional study design. Sample selection method that will be used non random sampling by consecutive sampling. The study was conducted from October to December 2016. The number of research subjects used amounted to 98 respondents, who have met the inclusion criteria. Data analysis was done by univariate and bivariate using Chi-Square test with 95% significance level. The analysis was processed with SPSS 21.0 program. Result: From 98 respondents, statistic test result showed that there was a significant correlation between duration of contraceptive consumption combined with hypertension with significance value p = 0,048 (p <0,05). There was no significant relationship between body mass index and hypertension with significance value p = 0,742 (p> 0,05). There is a relationship between the duration of combined oral contraceptive consumption with hypertension. There was no significant association between body mass index and hypertension.