Hubungan VO2Max dengan waktu tempuh lari 5 km pada komunitas pelari
H ubungan volume oksigen maksimum dengan waktu tempuhlari 5 km pada komunitas pelari. Latar belakang Berlari berada pada urutan kelima dalam penelitian UNICEF (2004) mengenai tingkat ketertarikan olahraga pada dewasa muda. Dengan semakin memamaraknya olahraga lari dan komunitas pelari di Indonesia, diperlukan pengetahuan mengenai volume oksigen maksimum (VO2max) yang digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan performa olahraga. Peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara VO2max dan performa lari dalam waktu tempuh jarak 5 km, agar dapat meningkatkan performa lari masing-masing pelari. Metode Penelitian observasi analitik ini dilakukan pada 32 pelari dengan umur 20-29 tahun. Mereka dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kasus (16 pelari berpengalaman) dan kelompok kontrol (16 pelari pemula). Penelitian ini meliputi pengukuran antropometri, waktu tempuh lari 5 km, dan pengisian kuesioner untuk mengetahui karakteristik pelari. Volume oksigen maksimum (VO2max) di bandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol menggunakan balke test. Hasil Analisis korelasi pearson menunjukkan korelasi negatif antara VO2max dengan waktu tempuh lari 5 km (r=-0,782, p=0,000). Nilai VO2max yang tinggi memiliki waktu tempuh lari5km yang semakin cepat. Body mass index (BMI) juga merupakan variabel yang berperan terhadap VO2max, dibuktikan dengan hasil analisis korelasi positif (r= 0,288, p= 0,110). Kesimpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara antara VO2max dengan waktu tempuh lari 5 km pada komunitas lari Jakarta Selatan.
M aximum oxygen volume relationship with travel time of 5 km in the runners community. Background Running is ranked fifth in UNICEF (2004) research on the level of sports attraction in young adults. With a growing number of running sports and community runners in Indonesia, knowledge of the maximum oxygen volume (VO2max) is required as an indicator of successful sports performance. Researchers are interested to examine the relationship between VO2max and running performance within a 5 km travel time, in order to improve the runner performance of each runner. Methods This analytical observational study was conducted on 32 runners with ages of 20-29 years. They were divided into two groups, namely case group (16 experienced runners) and control group (16 novice runners). This study included anthropometric measurements, travel time of 5 km, and filling questionnaires to determine the characteristics of runners. Maximum oxygen volume (VO2max) was compared between case groups and control groups using balke test. Result Pearson correlation analysis showed negative correlation between VO2max with travel time of 5 km (r = -0,782, p = 0,000). High VO2max value has a faster travel time5km. Body mass index (BMI) is also a variable that contribute to VO2max, evidenced by the results of a positive correlation analysis (r = 0.288, p = 0.110). Conclusion There is a significant relationship between VO2max and the travel time of 5 km in South Jakarta run community.